Liputan6.com, Gorontalo - Untuk bertahan di tengah pandemi bukanlah hal yang mudah, berbagai ide dan kreativitas yang muncul di tengah terpaan krisis ekonomi. Mulai dari kalangan pengusaha, hingga kaum milenial harus memutar otak untuk bisa beradaptasi dengan situasi saat ini.
Seperti halnya anak muda Gorontalo, mereka lantas membuat kreativitas yang sebelumnya belum pernah ada di Gorontalo. Kelompok anak muda yang didominasi oleh kaum milenial ini mampu meraup keuntungan dari pembuatan Aquascape.
Baca Juga
Advertisement
Aquascape merupakan seni mengatur tanaman, air, batu, karang, kayu, dan sebagainya di dalam satu media kaca. Kelompok yang menamai dirinya Aquascape Pemula Gorontalo (APG) ini, mampu menarik perhatian saat menggelar pameran Aquascape Expo 2020 di Kota Gorontalo.
Satu persatu karya mereka pun dipamerkan. Bahkan, tidak hanya sekadar memamerkan saja, dalam kesempatan itu mereka juga mendemokan kepada pengunjung bagaimana cara membuat aquascape yang baik dan benar.
Widyanto Antu, Ketua APG, mengungkapkan, kegiatan tersebut merupakan bentuk sosialisasi dan edukasi bagi masyarakat Gorontalo bagaimana meningkatkan pendapatan melalui ekonomi kreatif. Terlebih pandemi Covid-19 yang hingga kini menerpa segala sektor, menjadi salah satu alasan mereka menciptakan ide tersebut.
"Dampak pandemi cukup luar biasa, nah kami kaum milenial Gorontalo turut mengambil bagian mengedukasi masyarakat, bahwa pandemi bukan jadi penghalang untuk berkreasi," kata Widyanto Kepada Liputan6.com.
Menurutnya, dampak pandemi terhadap ekonomi bisa dilawan dengan ide kreatif. Tinggal tergantung bagaimana cara kita melihat peluang saat membuat ide tersebut agar mempunyai daya tarik tersendiri.
"Nah kami sendiri, mengapa memilih aquascape, karena kebanyakan orang saat ini banyak beraktivitas di rumah, jadi mungkin mereka bisa membeli ini dan merawat aquascape di rumah," ujarnya.
Simak juga video pilihan berikut:
Harganya Bernilai Fantastis
Karya mereka pun bernilai fantastis dan bervariasi. Aquascape yang sudah jadi dibanderol dengan harga mulai dari satu juta rupiah hingga ada juga yang harganya mencapai belasan juta rupiah. Tergantung bahan yang dipakai dan tingkat kerumitan saat membuat.
"Biasanya kalau harga yang sudah tinggi itu pasti menggunakan bahan yang cenderung mahal. Contoh tanaman air itu harus dipesan dari luar daerah karena di Provinsi Gorontalo tidak ada," ungkapnya.
"Rumitnya saat merangkai sampai aquascape itu jadi, menjadi tantangan tersendiri. Jadi tak heran jika harganya agak tinggi," tambahnya.
Di tempat yang sama anggota APG lainya, Dewi Mutiara Kartika mengaku, bahwa ide tersebut sudah dilakoninya saat awal pandemi diumumkan WHO. Awalnya ia hanya coba-coba, tetapi dia melihat ada beberapa orang seumurannya juga membuat kreativitas yang sama.
"Awalnya hanya buat di rumah sebagai koleksi saja, namun ternyata banyak juga pemuda yang membuat, hingga akhirnya terbentuklah kelompok kecil ini," kata Dewi.
Ia berharap, kelompok mereka bisa diperhatikan pemerintah Gorontalo. Sebab, usaha aquascape sendiri masih berpeluang besar dikembangkan di Gorontalo. Terlebih, saat pandemi seperti ini bisa menjadi usaha sampingan mereka.
"Harapannya bisa ada perhatian pemerintah, bagi kami ini ide bagus dan perlu dikembangkan," ia menandaskan.
Baca Juga
Advertisement