Kondisi Tempat Wisata Sekitar Gunung Merapi yang Alami Erupsi

Semua objek wisata alam dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi ditutup sementara.

oleh Henry diperbarui 12 Mei 2021, 15:30 WIB
Wisata Gunung Merapi masih menjadi pilihan banyak wisatawan untuk menghabiskan waktu libur panjang akhir pekan kemarin. Foto: Yanuar H/ Liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta -  Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) menutup sementara objek wisata alam di lereng Gunung Merapi sejak Minggu, 8 November. Hal ini berkaitan dengan kenaikan status Gunung Merapi dari level waspada menjadi level siaga sejak 5 November 2020.

Dalam unggahan terbaru di akun Instagram resminya, BTNGM menegaskan bahwa semua pendakian ke Gunung Merapi, baik melalui jalur pendakian Selo (Boyolali) maupun Sapuangin (Klaten) merupakan kegiatan ilegal.

Dalam unggahan pada Rabu (2/12/2020), disebutkan kalau pendakian Gunung Merapi telah ditutup sejak 22 Mei 2018, pasca-peningkatan status Gunung Merapi dari Normal (level I) menjadi Waspada (level II), berdasarkan Surat Edaran Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi No SE.04/BTNGM/TU/Ren/ 05/2018 tanggal 22 Mei 2018, tentang Penutupan Obyek WIsata di Kawasan TNGM.

Sementara Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan, Gunung Merapi mengalami 46 kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Senin, 30 November 2020. BPPTKG telah menaikkan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Untuk penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan. BPPTKG meminta pelaku wisata agar tidak berkegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.

Kepala Balai TNGM Pujiati di Sleman, pada Minggu, 30 November 2020, mengatakan seluruh objek wisata alam dalam kawasan TNGM ditutup sampai dengan batas waktu yang akan ditentukan setelah ada peninjauan kembali perubahan status aktivitas Gunung Merapi.

Dilansir dari laman Antaranews, Rabu (2/12/2020), objek wisata alam dalam kawasan TNGM yang ditutup sementara meliputi Tlogo Muncar dan Tlogo Nirmolo, Kaliurang, Pakem, kemudian Plunyon dan Kalikuning, Cangkringan.

"Objek wisata yang kami tutup di antaranya Bukit Klangon di Dusun Kalitengah Lor, Cangkringan, Bukit Turgo di Pakem dan kawasan Kaliadem di Kepuharho Cangkringan. Ini karena rekomendasi dari BPPTKG Yogyakarta yaitu harus ada jarak aman sekitar 5 kilometer," terang Pelaksana Kepala BPBD Kabupaten Sleman, Joko Supriyanto.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Minat Wisatawan

Bagi pengunjung Ketep Pass yang tak berminat terhadap pengetahuan tentang Merapi, tetap akan diberi bonus keindahan oleh gunung Merapi. (foto: Liputan6.com / edhie prayitno ige)

Meski begitu, sejumlah tempat wisata lainnya di sekitar Gunung Merapi masih dibuka, seperti The Lost World Castle, Jeep Wisata Lava Tour Merapi, Museum Gunung Merapi dan The World Landmark Merapi Park.

Dilihat dari akun Instagram resmi mereka masing-masing, tak ada pengumuman kalau mereka tutup sehingga kemungkinan besar tetap buka seperti biasa. Ada juga Museum Ullen Sentalu yang rencananya akan dibuka kembali pada Desember ini, tidak ada pengumuman penangguhan pembukaan.

Sedangkan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berharap aktivitas vulkanik Gunung Merapi tidak memengaruhi minat wisatawan berkunjung ke Yogyakarta.

"Kami sampaikan bahwa radius bahaya dari aktivitas Gunung Merapi hanya lima kilometer dari puncak sehingga wisatawan tidak perlu takut datang ke Yogyakarta," ucap Ketua PHRI DIY Deddy Pranawa Eryana dilansir dari Antaranews, Selasa, 1 Desember 2020.

Menurut Deddy, selain di kawasan Merapi, wisatawan masih memiliki banyak pilihan objek wisata lain yang tersebar di Yogyakarta. Ia mengakui aktivitas Gunung Merapi cukup memengaruhi kunjungan wisata di DIY dilihat dari tingkat okupansi hotel. Hal ini ditambah dengan kasus positif COVID-19 di daerah ini yang masih meningkat.


Infografis Potensi Letusan Gunung Merapi

Infografis Potensi Letusan Gunung Merapi Lebih Hebat dari 2006? (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya