Liputan6.com, Jakarta - Gunung Semeru pada, Selasa (1/12) kemarin mengalami erupsi. Berdasarkan Pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menunjukkan guguran awan panas telah meluncur hingga sejauh 3.000 meter dari gunung yang berada di Kabupaten Malang, dan Lumajang ini.
Bagi warga yang berada di sekitar daerah yang terdampak erupsi gunung merapi, harus mewaspadai abu atau debu vulkanik yang tidak hanya berefek buruk bagi kesehatan, tapi juga dapat merusak kendaraan, baik mobil ataupun motor.
Baca Juga
Advertisement
Tidak hanya itu, abu vulkanik juga bisa menganggu aktivitas, tak terkecuali mengganggu orang-orang yang berkendara dengan mobil atau motor.
Dijelaskan Director Safety Defensive Consultant Indonesia, Sony Susmana, menganjurkan agar para pengendara bisa lebih meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi kecepatan berkendara.
Pasalnya, abu vulkanik akan membuat jalanan lebih licin. Bahkan melebihi jalanan yang basah karena hujan.
"Kurangi kecepatan kendaraan, karena jalanan yang berdebu pasti lebih licin dibanding jalanan basah sekalipun. Jangan ambil risiko percaya diri yang berakibat fatal. Jaga jarak aman berkendara," kata Sony saat dihubungi Liputan6.com, beberapa waktu lalu.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Jarak pandang
Menurutnya, pengendara harus mampu mengatur jaga jarak aman dengan menyesuaikan jarak pandang juga.
"Kalau jarak pandang 100 meter kecepatan maksimumnya 50 km/jam, sesuaikan dengan kondisi jalan," katanya.
Senada dengan Sony, Kepala Bengkel Auto2000 Cikarang, Indah Yuliana, mengatakan bahwa saat kondisi jalanan mengandung abu vulkanik, hal itu akan mempengaruhi traksi (daya cengkeram) ban terhadap jalanan.
Karena itu, pengendara harus melakukan pengereman secara halus agar tak terjadi selip.
"Jarak berhentinya juga pasti lebih panjang, artinya pengendara yang menggunakan kendaraan di jalan yang ada abu vulkanik harus menjalankan kendaraannya tidak terlalu cepat karena bisa jadi daya cengkeram ban berkurang karena penuh dengan debu sehingga posisinya ngerem akan berhenti lebih lama dibandingkan dalam keadaan normal. Itu yang harus diwaspadai," jelas Indah.
Advertisement