Pengembangan Pariwisata Harus Satu Paket dengan Pemberdayaan UMKM

Untuk membangkitkan UMKM dan pelaku ekonomi kreatif di kawasan pariwisata, Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan mengajak mereka untuk bergabung dalam wadah koperasi.

oleh Tira Santia diperbarui 02 Des 2020, 19:23 WIB
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan dalam acara Focus Group Discussion (FGD) bertema penguatan pengelolaan UMKM, ekonomi kreatif, dan koperasi di sektor pariwisata, di Kabupaten Kuningan, Rabu (2/12/2020). (Foto: Kemenkop)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan mengatakan, mengembangkan pariwisata di daerah, harus satu paket dengan pemberdayaan UMKM dan ekonomi kreatif di wilayah masing-masing.

Sebelum pandemi Covid-19, sektor pariwisata merupakan penyumbang terbesar kedua bagi pendapatan negara. Namun, pandemi membuat banyak destinasi wisata di Indonesia lumpuh tak bergerak.

"Oleh karena itu, sektor pariwisata harus bangkit kembali di era kenormalan baru saat ini dengan tetap disiplin menjaga Protokol Kesehatan" kata Rully, dalam acara Focus Group Discussion (FGD) bertema penguatan pengelolaan UMKM, ekonomi kreatif, dan koperasi di sektor pariwisata, di Kabupaten Kuningan, Rabu (2/12/2020).

Untuk itu, pemerintah sudah menyiapkan banyak skema pemulihan ekonomi nasional. Bahkan, ada skema khusus untuk membangkitkan usaha mikro, termasuk yang ada di wilayah destinasi wisata.

Salah satunya adalah Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM), yang merupakan hibah sebesar Rp2,4 juta per orang, untuk membantu permodalan yang tergerus akibat dampak pandemi.

Ia mengakui, ada tiga masalah klasik yang membelit UMKM selama ini, dan makin terlihat kala pandemi melanda. Yaitu, permodalan, perizinan usaha, hingga masalah logistik. Masalah tersebut sudah terjawab dalam UU Cipta Kerja.

Untuk membangkitkan UMKM dan pelaku ekonomi kreatif di kawasan pariwisata, Ia mengajak mereka untuk bergabung dalam wadah koperasi. Karena, peran koperasi menjadi penting saat ini karena sudah menjadi agregator bagi pelaku usaha. 

"Kalau mereka mengurus usahanya sendiri-sendiri, maka akan susah dan tidak mendapatkan skala keekonomian," katanya.

Dengan begitu, para UMKM bisa lebih fokus dalam meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi. Koperasi yang akan mengurus permodalan, pemasaran produk, sampai menyiapkan bahan baku.

Dengan sekitar 140 potensi objek wisata yang ada di Kuningan yang sebagian besar merupakan wisata alam, ia mendorong untuk memperkuat ekosistem usaha diantara pariwisata, UMKM, dan sektor ekonomi kreatif.

“Mereka harus berkelompok untuk memproduksi produk-produk unik di wilayah destinasi wisata. Saya berharap Pemda melahirkan kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada UMKM, khususnya di sektor pariwisata," ungkapnya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Ekonomi Kuningan

Paseban Tri Panca Tunggal salah satu situs warisan sesepuh Sunda Wiwitan Cigugur Kuningan menjadi cagar budaya. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Kuningan M Ridho Suganda mengatakan pihaknya terus fokus untuk meningkatkan sektor pariwisata dan pemulihan ekonomi Kuningan melalui UMKM dan ekonomi Kreatif.

"Harus ada kolaborasi antara pariwisata, UMKM, dan sektor ekonomi kreatif, untuk memulihkan perekonomian Kuningan," ucap Ridho.

Bagi Ridho, keberadaan UMKM itu melekat erat dengan sektor pariwisata, termasuk menjadi branding image. Hanya saja, diakui masih ada kendala yang membelenggu pelaku UMKM di Kuningan. Diantaranya, mereka masih mengambil bahan baku dari daerah lain.

Selain itu, kata Ridho, pemasaran produk juga terhambat dengan pemberlakuan PSBB di banyak daerah yang menjadi target pasarnya. Namun, UMKM harus tetap jalan agar ekonomi wilayah tetap bergerak.

Ke depan, Ridho berharap kebijakan perizinan usaha dari pemerintah pusat bisa dilakukan pada satu pintu layanan. Dengan tujuan agar lebih cepat dan masyarakat tidak pusing lagi. "Saya juga berharap produk asal Kuningan bisa mendunia. Salah satunya, Tape Ember," pungkas Ridho.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya