Liputan6.com, Jakarta - Inklusi keuangan masyarakat Indonesia terus mengalami peningkatan di 2020. Peningkatan inklusi keuangan tersebar di seluruh Indonesia. Bahkan Pontianak Kalimantan Barat pertumbuhannya sangat tinggi.
“Berdasarkan laporan total transaksi inovasi keuangan digital tahun 2020, Kalimantan Barat telah melakukan transaksi elektronik sejumlah Rp 833 juta. Besar jumlah tersebut hanya dalam waktu satu tahun selama adanya layanan inovasi digital yang tercatat di OJK.” jelas Direktur Group Inovasi Keuangan Digital Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dino Milano, Rabu (2/12/2020).
Advertisement
Survei yang dilakukan OJK menunjukkan, hanya ada 36 persen responden yang baru mengetahui tentang layanan keuangan digital. Kemudian ada 31,26 persen di antaranya pernah menggunakan layanan keuangan digital.
Sedangkan berdasarkan akumulasi penyaluran pinjaman online hingga September 2020, Kalimantan Barat memang mencapai pertumbuhan hingga 59 persen di 2020. Akumulasi transaksi itu merupakan akumulasi tertinggi di antara provinsi di Kalimantan yang peningkatan mencapai hingga 67,1 persen.
Berdasarkan survei nasional literasi keuangan 2019, tingkat inklusi dan literasi keuangan Indonesia memang terus meningkat. Inklusi keuangan tersebut sudah menjadi program utama dari OJK sejak awal berdirinya. Data menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan itu mencapai 38,03 persen dan indeks inklusi keuangan mencapai 76,19 persen.
“Meningkat dari tahun ke tahun dari sejak pertama kali kami melakukan survei di tahun 2016,” ujar Dino.
Dino mengharapkan peningkatan tersebut selanjutnya semoga bisa terus berkembang lagi.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Literasi Keuangan
Selanjutnya, dari sisi literasi keuangan, OJK terus rutin menjalankan berbagai program seperti OJK mengajar. “Kita melakukan edukasi kepada seluruh lapisan masyarakat, pelajar, mahasiswa, komunitas, dsb,” ujar Dino.
OJK juga memberikan konten edukasi dalam bentuk e-book dan games, untuk kemudian semua orang bisa mengunduhnya dalam website OJK, sikapiuangmu.ojk.go.id. Selain itu, juga memiliki program digital financial literasi. Secara spesifik dapat mengedukasi hal-hal terkait dengan hal-hal tentang inovasi keuangan digital dan isu-isu digital.
Untuk inklusi keuangan,OJK mendorong lembaga jasa keuangan untuk melakukan pembukaan rekening baru, penyaluran kredit, atau pembiayaan mikro, pengukuhan TPAKD, dan meluncurkan program satu rekening satu pelajar. Hal demikian diharapkan dapat meningkatkan inklusi keuangan secara nasional.
“Harapan kita dapat mencapai 90 persen pada 2024 sesuai arahan Presiden RI pada rapat terbatas untuk strategi nasional keuangan inklusi,” ujar Dino.
Hadirnya teknologi di tengah industri keuangan saat ini telah mengubah tatanan proses bisnis industri menjadi lebih efisien. Tidak hanya dunia, tapi juga di Indonesia.
Di sisi lain dengan adanya pandemi kita harapkan proses adopsi fintech ini dapat terdorong lebih cepat.
Reporter: Aprilia Wahyu Melati
Advertisement