Liputan6.com, Jakarta Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan dimulainya program vaksinasi COVID-19 berskala besar pada akhir pekan depan. Dokter dan guru akan menjadi kelompok pertama yang mendapat vaksin COVID-19.
Dikutip dari AP News pada Kamis (3/12/2020), perintah itu dinyatakan pimpinan Rusia pada Rabu waktu setempat, beberapa jam setelah Inggris menjadi negara pertama yang mengizinkan penggunaan vaksin COVID-19 Pfizer/BioNTech.
Advertisement
Putin mengatakan bahwa lebih dari 2 juta dosis vaksin Sputnik V, telah diproduksi atau akan diproduksi dalam beberapa hari mendatang.
"Ini memberi kita kesempatan untuk memulai, jika bukan secara massal, tetapi vaksinasi dalam skala besar," ujarnya. "Tentu saja, seperti yang kita sepakati, yang pertama dari semuanya adalah dua kelompok berisiko, dokter dan guru."
Putin pun segera menugaskan Wakil Perdana Menteri Tatyana Golikova untuk mengatur programnya sedemikian rupa, sehingga vaksinasi COVID-19 berskala besar bisa mulai di akhir pekan depan.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Vaksinasi Sukarela dan Gratis
"Mari kita sepakati ini, Anda tidak akan melapor pada saya pekan depan, tetapi Anda akan mulai vaksinasi skala besar. Mari kita bekerja," kata Putin pada Golikova pada pertemuan daringnya.
"Saya memahami bahwa Anda menggunakan bahasa yang sangat hati-hati dan benar bahwa kita berhati-hati. Namun saya tahu bahwa industri dan jaringan kesehatan secara umum sudah siap. Mari kita ambil langkah pertama ini," ujarnya seperti dikutip dari South China Morning Post.
Golikova mengatakan, vaksinasi dilakukan secara sukarela dan gratis. Pemerintah juga nantinya akan memasukkan kelompok demografi lainnya dalam program tersebut.
Dalam presentasi yang terpisah, kepada Persatuan Bangsa-Bangsa tentang Sputnik V, Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko mengatakan bahwa negaranya telah melakukan vaksinasi lebih dari 100 ribu orang berisiko tinggi.
Selain itu, lebih dari 45 ribu orang di dunia juga tengah terlibat dalam uji coba Sputnik V yang masih berlangsung.
Bulan lalu, pengembang Sputnik V mengatakan bahwa analisa interim dari data uji klinis menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 tersebut efektif hingga 91,4 persen. Kesimpulan itu didapat dari adanya 39 infeksi di antara 18.794 peserta penelitian yang menerima vaksin atau plasebo.
Advertisement