7 Mitos Covid-19 yang Dipecahkan oleh Sains, Ini Kebenarannya

Ada beberapa mitos dan salah paham tentang penyakit Covid-19 yang beredar, berikut ini kebenarannya yang dipecahkan oleh sains.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 03 Des 2020, 14:01 WIB
Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Gerd Altmann via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Krisis karena penyakit yang diakibatkan oleh Covid-19 telah merugikan banyak orang. Selain mengganggu kehidupan, hal itu juga menyebabkan kerusakan serius pada fisik dan kesehatan mental orang-orang.

Sementara perang melawan Covid terus berkecamuk, orang-orang juga berjuang untuk mencegah mitos dan kesalahpahaman yang salah. Selama masa kritis ini, tidak hanya penting untuk tetap update dengan berita dan laporan terbaru, tetapi harus waspada terhadap rumor dan kebohongan yang memisahkan fakta dari mitos.

Karena itu, berikut adalah beberapa mitos dan kesalahpahaman virus Corona yang paling umum yang dipecahkan oleh sains seperti dilansir dari TimesofIndia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


1. Vitamin C dapat mencegah Anda tertular virus Corona

ilustrasi vitamin/pexels/polina tankilevitch

Vitamin C memainkan peran penting dalam meningkatkan kekebalan dan juga membantu sel darah putih berfungsi lebih efektif. Namun, meski penting untuk memperkuat sistem kekebalan Anda terhadap Covid, para peneliti belum menemukan bukti kuat mengenai efektivitas Vitamin C dalam melawan virus mematikan itu.

 


2. Mengenakan masker bisa menguras kadar oksigen

Ilustrasi orang pakai masker saat wabah Virus Corona COVID-19 di Indonesia. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)

Mengenakan masker wajah bisa sedikit tidak nyaman. Namun, itu tidak berarti mengurangi kadar oksigen atau meningkatkan retensi CO2, seperti yang diyakini banyak orang.

Selain itu, banyak masker wajah, terutama masker N95 memungkinkan oksigen dan CO2 mengalir, sesuai laporan yang dibagikan oleh Universitas Stanford.

 


3. Orang yang lebih muda aman dari virus corona

ilustrasi masker kain/pexels

Orang-orang dari segala usia dapat rentan terhadap virus ini. Meskipun orang tua dan orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya lebih rentan terhadap penyakit ini, tidak ada jaminan bahwa hal itu juga tidak akan memengaruhi orang dewasa yang lebih muda.

WHO telah menyarankan orang-orang dari semua kelompok umur untuk mengambil tindakan pencegahan ekstra untuk tidak hanya menjaga diri sendiri aman, tetapi juga dalam menjaga orang lain.

 


4. Minum alkohol dapat melindungi Anda dari infeksi

Deodoran dan cairan pembersih tangan sama-sama memiliki kandungan alkohol yang bisa membunuh kuman, dalam hal ini, kuman pada ketiak. (Via: azcentral.com)

Tentunya, pembersih tangan dan disinfektan berbahan dasar alkohol dapat mengendalikan penyebaran virus, tetapi mengonsumsi alkohol sangat berbahaya. Meskipun Anda mungkin berpikir bahwa mengonsumsi alkohol membuat Anda aman dari COVID-19, itu hanya akan melemahkan tubuh Anda dan mengurangi kemampuan tubuh Anda untuk melawan virus.

 


5. Covid-19 adalah bentuk lanjutan dari flu biasa

Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)

Berbeda dengan empat virus corona lainnya, yakni 229E, NL63, OC43 dan HKU1, SARS-CoV-2 berbagi sekitar 90% materi genetiknya dengan virus corona yang menginfeksi hewan. Sementara kelima virus corona menggunakan apa yang disebut protein lonjakan untuk menginfeksi sel inang, virus corona baru, tidak seperti yang lain, telah ditularkan dari hewan.

Virus corona lain menggunakan manusia sebagai inang utama mereka dan menyebabkan flu biasa.

 


6. Anda akan tahu jika Anda terkena virus corona

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19 Fernando Zhiminaicela via Pixabay (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Gejala COVID-19 bervariasi dalam banyak aspek dan juga berbeda dalam tingkat risikonya. Ada banyak tanda infeksi yang mungkin bersamaan dengan gejala penyakit lain, seperti flu biasa dan demam.

Selain itu, beberapa orang yang terinfeksi virus tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi, yang dengan sendirinya bisa sangat berbahaya. Meskipun demikian, hampir tidak mungkin bagi Anda untuk mengetahui apakah Anda telah tertular virus atau tidak, tanpa melakukan tes untuk diri Anda sendiri.

 


7. Anda tidak dapat tertular Covid-19 dalam suhu panas dan lembab

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Menurut WHO, paparan suhu tinggi dapat melindungi Anda dari Covid-19. Namun, tidak ada jaminan bahwa Anda tidak akan tertular virus.

Ada banyak laporan yang menunjukkan penyebaran virus di daerah yang bersuhu tinggi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya