Liputan6.com, Inggris - Seorang wanita dari Inggris, nekat berpura-pura mengidap kanker stadium akhir demi mendapatkan donasi yang akan digunakan untuk melangsungkan pernikahan mewah.
Wanita bernama Toni Standen berhasil mengumpulkan donasi sebanyak £ 8.500 atau setara dengan Rp 162 juta dari para simpatisan. Salah satu temannya berinisiatif membuatkan akun GoFundMe untuk membantu mewujudkan pernikahan Standen dan calon suaminya, James.
Baca Juga
Advertisement
Dirinya bahkan bisa mengumpulkan nominal yang cukup besar setelah mengunggah dan mengatakan keinginannya untuk dihantarkan ke pelaminan bersama ayahnya yang mengidap kanker.
"Sel itu menyerang ke otak dan tulang-tulang saya, sudah tersebar di mana-mana," kata Standen kepada beberapa media lokal.
Namun, belum sempat hari bahagianya tiba, ayahnya, Derek (57) meninggal dunia. Namun, ayahnya telah menyiapkan video sebagai hadiah pernikahan putrinya.
Video tersebut pun diputar di hari bahagia Standen dan James. Namun dari video itu, gelagat mencurigakan penipuan yang dilakukannya mulai terendus para tamu undangan yang menghadiri pernikahan mereka.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kecurigaan mulai terendus
Para tamu tampak merasa heran ketika melihan kondisi Standen yang tampak sehat dan bugar di hari pernikahannya. Di hadapan 150 tamu undangan, dia bahkan sangat energik tidak seperti pasien kanker kebanyakan.
Saat video dari ayahnya diputar, rupanya pengantin perempuan itu tidak tersentuh, padahal ibu dan saudara laki-lakinya tampak hancur kala itu.
"Dia bangkit dan memberikan pidato bahkan melontarkan beberapa lelucon," kata seorang tamu kepada Mirror, Senin (7/12/2020).
Setelah acara pernikahan, tiba akhirnya Standen dan James pergi berbulan madu di Turki menikmati kehidupannya sebagai sepasang suami istri. Tipu muslihatnya bahkan terus-menerus dilakoni selama tiga tahun sembari dia mencukur rambutnya.
Advertisement
Lagi-lagi menipu
Tidak cukup sekali berbohong, di awal 2020 Standen sempat mengunggah cerita di Facebook bahwa kankernya telah menggerogoti tubuhnya dan hanya memiliki waktu dua bulan untuk bertahan hidup. Pada Februari 2020, dia dinyatakan telah meninggal.
Anehnya, jarak sebulan Standen diketahui melancong ke lima negara Eropa dan berita kemalangan kembali terdengar yang mengungkapkan dirinya terinfeksi virus Covid-19 di tengah perjalanan. Menurut Cancer Core Europe, pasien kanker yang terkena virus tersebut berisiko tinggi untuk pernapasannnya.
Proses pengadilan
Merasa khawatir dengan kondisi Standen, kedua teman yang tidak disebutkan namanya menelepon untuk mengeceknya.
“Kami menelepon dan langsung bertanya kepadanya, 'Apakah Anda benar-benar menderita kanker? Namun, dia mulai menangis dan mengakui itu semua bohong. Kami mengakhiri panggilan dan langsung menelepon polisi," ungkapnya kepada Mirror.
Pada akhir November 2020, Standen mengaku bersalah atas penipuan dan representasi palsunya di Pengadilan Magistrat Chester. Lebih lanjut hakim setempat Nicholas Snaders memintanya untuk mengembalikan dana para sukarelawannya.
Advertisement