Liputan6.com, Lembata - Terkait aktivitas Gunung Ili Lewotolok yang masih bergejolak, tim gabungan yang berasal dari unsur TNI, Polri, Basarnas dari Kupang dan Maumere serta bantuan dan Pemda Lembata, kembali mengevakuasi warga di delapan desa di Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang masuk dalam zona merah.
Koordinator Tim Evakuasi, Said Kopong, Kamis (3/12/2020) mengatakan, evakuasi itu dilakukan karena masih banyak warga yang belum mau dievakuasi dari kawasan zona merah itu.
"Pagi tadi kami kembali melakukan evakuasi warga di delapan desa. Seharusnya ada sembilan tetapi satu desa warganya sudah dievakuasi," katanya.
Baca Juga
Advertisement
Said mengatakan, sudah dua desa dari delapan desa itu yang warganya dievakuasi. Jumlah warga yang sudah dievakuasi dari dua desa itu mencapai 22 orang dan langsung dibawa ke posko pengungsian. Dari 22 orang itu empat orang diantaranya yang lanjut usia, kemudian ada juga yang anak-anak dan ibu-ibu rumah tangga.
"Kita akan sisir delapan desa ini. Total masih ada 151 warga di kecamatan Ile Ape Timur yang belum dievakuasi karena," katanya.
Ia mengatakan, warga yang menolak untuk dievakuasi akan diberikan pengertian agar mau dievakuasi dari zona merah Gunung Ili Lewotolok.
Sementara itu, Theresia Ose, seorang warga Desa Todonara mengaku, dirinya sebenarnya menolak untuk dievakuasi. Tetapi karena sudah dipaksa, dia akhirnya bersedia ikut mengungsi bersama dua orang anaknya.
"Bagi kami suara gemuruh-gemuruh yang sering terjadi saat ini merupakan hal biasa. Kami bingung bagaimana dengan ternak-ternak kami siapa yang akan memberikan makan," ungkapnya.
Pantauan di zona merah Gunung Ili Lewotolok, suasana di desa sudah sepii, sudah banyak warga yang mengungsi. Namun lampu di halaman rumah warga tampak masih terpantau menyala.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.