Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya (WIKA) kelebihan permintaan sebesar 2,5 kali (oversubscribed) dalam penawaran obligasi dan sukuk mudharabah berkelanjutan tahap I senilai Rp 2 triliun.
Adapun, obligasi yang ditawarkan memiliki tenor 3, 5 dan 7 tahun dengan kupon masing-masing secara berturut-turut 8,60 persen, 9,25 persen, dan 9,85 persen.
Advertisement
Direktur Keuangan WIKA, Ade Wahyu mengatakan, WIKA bersyukur telah dipercaya oleh para investor dalam penawaran obligasi dan sukuk yang ditujukan untuk refinancing komodo bonds dan alokasi kebutuhan modal kerja.
"Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan seluruh pihak yang telah mendukung keberhasilan WIKA dalam proses penerbitan obligasi dan sukuk berkelanjutan tahap I ini," jelas Ade dalam keterangannya, Kamis (3/12/2020).
Lanjut Ade, dana hasil penerbitan obligasi dan sukuk akan digunakan untuk refinancing komodo bonds dan alokasi kebutuhan modal kerja. Dengan tambahan dana segar dari hasil penerbitan surat utang, WIKA siap mendukung Pemerintah dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia serta pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Adapun, hingga November, kontrak baru WIKA telah mencapai Rp 18 triliun atau 84,22 persen dari target kontrak baru 2020 yang telah ditetapkan sebesar Rp 21,37 triliun.
Kontribusi kontrak baru terbesar secara berturut-turut berasal dari segmen infrastruktur dan gedung sebesar Rp 7,78 triliun, energi dan industrial plant sebesar Rp 5,62 triliun, industri Rp 4,10 triliun dan properti sebesar Rp 509 miliar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kontrak Terbesar
Raihan kontrak besar diantaranya berasal dari proyek smelter feronikel yang terletak di Sulawesi Tenggara sebesar Rp 5,39 triliun, proyek lanjutan tol Serang Panimbang Rp 938 miliar dan proyek Bendungan Ameroro, Sulawesi Tenggara sebesar Rp 538 miliar.
Saat ini, perseroan juga tengah mengikuti beberapa proses tender proyek strategis yang tahun ini akan diumumkan dan kualifikasinya sesuai dengan portofolio, pengalaman, dan teknologi terkini yang digunakan oleh perusahaan.
WIKA juga meyakini, di tahun 2021 industri konstruksi di Indonesia akan kembali menggeliat seiring dengan membaiknya kondisi makro ekonomi di Indonesia, sehingga perseroan yakin akan tumbuh signifikan di tahun 2021.
Advertisement