Liputan6.com, Lumajang - Aktivitas vulkanik Gunung Semeru belum sepenuhnya selesai. Status gunung tertinggi di pulau Jawa ini masih waspada level II. Namun demikian, ada bahaya lain yang mengintai warga di lereng gunung itu yakni ancaman banjir lahar hujan.
Pada Rabu, 3 Desember 2020 ini misalnya, hujan dengan intensitas sedang mengguyur Lumajang dan sekitarnya. Warga di lereng Gunung Semeru terutama yang dekat dengan aliran Sungai Curah Kobokan pun diminta selalu siaga.
Baca Juga
Advertisement
Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik, BPBD Lumajang, Wawan Hadi Siswoyo mengatakan, ada sisa-sisa material guguran awan panas di Curah Kobokan yang harus selalu membuat semua orang waspada.
"Tentu semua waspada karena tumpukan sisa material guguran awan panas itu dikhawatirkan jadi banjir lahar hujan bila terus menerus hujan lebat mengguyur," kata Wawan di Lumajang.
Bila curah hujan tinggi, tumpukan material vulkanik dapat tergerus derasnya air. Dampaknya, menjadi banjir lahar hujan dan terbawa mengalir ke sepanjang aliran Sungai Besuk Kobokan. Jadi ancaman tersendiri selain aktivitas vulkanik Semeru yang belum mereda.
Kawasan rawan oleh bencana banjir lahar hujan ini bisa terbentang mulai dari Kecamatan Pronojiwo sampai Kecamatan Pasirian. Seluruh masyarakat yang beraktivitas di dekat sungai itu diminta waspada dan menghindar bila hujan deras.
"Tim kebencanaan telah kami siagakan di titik potensial banjir lahar dingin. Lebih baik lagi warga menjauh dari dekat aliran sungai," ujar Wawan.
Pada Selasa, 2 November kemarin, banjir lahar hujan menerjang menyebabkan akses jalan penghubung antar kecamatan terputus. Sisa material berupa batu bercampur pasir menghantam alat berat penambang pasir.
Beruntung sampai hari ini tak ada korban jiwa akibat bencana erupsi Gunung Semeru itu. Salah satu upaya pencegahan, warga diminta patuh terhadap intruksi dari petugas yang berjaga di titik-titik rawan.