Liputan6.com, Jakarta - Aliran air akibat hujan pascaletusan Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur membawa ribuan kubik material vulkanik. Untuk itu warga diimbau agar menjauhi lokasi meterial vulkanik yang dikhawatirkan menimbulkan korban jiwa.
Arus deras menyeret material vulkanik Gunung Semeru berupa banjir lahar dingin di Sungai Lengkong, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Air hujan bercampur material vulkanik mengalir deras dari hulu ke hilir di sepanjang daerah aliran sungai.
“Untuk saat ini kami terus melakukan pemetaan daerah rawan bencana. Jika memang berbahaya maka akan segera melakukan evakuasi pada warga sekitar,” kata salah satu anggota Basarnas, Jefri, Kamis, 3 Desember 2020, dilansir dari Times Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Banjir lahar dingin ini adalah dampak terjadinya hujan yang mengguyur deras di puncak Gunung Semeru. Banjir lahar dingin ini adalah yang pertama, pasca terjadinya erupsi guguran awan panas yang melanda Gunung Semeru pada Selasa dini hari lalu.
Meski debit air tidak terlalu besar, namun datangnya banjir lahar dingin ini sudah membuat warga sekitar ketakutan. Petugas dari BPBD Kabupaten Lumajang pun mengimbau agar warga tidak terlalu dekat dengan bantaran sungai karena sangat membahayakan.
Sampai Kamis pagi, Gunung Semeru masih berstatus waspada atau level dua. Secara visual puncak Gunung Semeru tertutup awan tebal. Namun berdasarkan pengamatan petugas pos pantau, guguran lava pijar terjadi sepanjang Rabu malam hingga Kamis pagi.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak berita menarik lainnya dari Times Indonesia di sini