Liputan6.com, Jakarta COVID-19 telah menghentikan aktivitas pariwisata dunia. Banyak negara menerapkan lockdown dan membatasi perjalanan domestik dan internasional. Menurut UNWTO, pandemi menyebabkan penurunan 98% jumlah wisatawan internasional pada Mei, yang berarti kerugian US $ 320 miliar dan jatuhnya 300 juta wisatawan internasional. Hal ini mempengaruhi bisnis perjalanan dan pariwisata di seluruh dunia dan membahayakan jutaan mata pencaharian.
Tapi apa artinya bagi masa depan pariwisata global dan perjalanan aman secara keseluruhan? Sekretaris Jenderal UNWTO Zurab Pololikashvili percaya bahwa semua negara memiliki tanggung jawab ganda untuk memprioritaskan kesehatan masyarakat dan bisnis, dan perlu fokus pada dimulainya kembali pariwisata karena mereka secara bertahap mengurangi jumlah kasus COVID-19.
Advertisement
Indonesia sangat memahami hal ini dan telah mulai menerapkan langkah-langkah komprehensif untuk membuat perjalanan ke dan di dalam negeri seaman mungkin ketika perjalanan internasional dilanjutkan. Pemerintah bekerja tanpa henti untuk menegakkan keselamatan dan kesehatan para pelancong dan memperkenalkan fasilitas serta peraturan bagi para wisatawan di masa mendatang untuk mendapatkan pengalaman perjalanan yang aman.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Indonesia telah memperkenalkan InDOnesiaCARE, sebuah inisiatif untuk memastikan perjalanan yang aman bagi wisatawan dengan menerapkan protokol berbasis CHSE (kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan lingkungan) di berbagai bagian negara. Kata kapital “I DO CARE” dalam judul kampanye mencerminkan kepedulian Indonesia yang besar untuk menjaga keselamatan, kesehatan, kebersihan, dan kenyamanan mereka yang terkait dengan bisnis perjalanan dan pariwisata.
Meski belum pasti kapan akan menyambut kembali turis asing, Indonesia sudah bersiap untuk memberikan pengalaman perjalanan yang aman bagi turis domestik maupun mancanegara yang ingin mengunjungi destinasi yang paling terlewat di seluruh nusantara.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, bersama dengan lembaga multidisiplin terkait lainnya, menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE ke berbagai tujuan populer, atraksi, dan lokasi publik.
Kota-kota seperti Yogyakarta, Bintan, dan Bogor telah menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE di tempat wisatanya. Bali juga mengikuti protokol kesehatan yang ketat ini. Anda bisa melihat protokol yang diterapkan di Nusa Dua dan Bali di sini.
Protokol yang sama diikuti di bandara, pelabuhan, dan penyeberangan darat untuk memastikan perjalanan yang aman.
Sebelum wisatawan naik ke pesawat, mereka diharuskan untuk memberikan hasil tes PCR negatif yang diambil di negara keberangkatan. Pemeriksaan suhu akan dilakukan.
Begitu mereka tiba di bandara di Indonesia, aturan jarak fisik harus dipatuhi. Ada pelindung pelindung di loket, dan AC serta sistem ventilasi terpelihara dengan baik untuk mengurangi penyebaran virus. Semua personel bandara harus menggunakan APD dan seluruh gedung bandara harus disanitasi secara teratur dan dibersihkan menggunakan sterilisasi dan disinfektan UV.
Bandara internasional, seperti Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta, memfasilitasi pos pemeriksaan untuk memverifikasi sertifikat uji COVID-19 dan menerapkan uji cepat bagi wisatawan. Protokol karantina dan manajemen kesehatan lainnya akan diberlakukan jika ada penumpang yang diduga terinfeksi.
Selain itu, pemerintah Indonesia telah bekerja sama dengan hotel, layanan transportasi, dan pemandu lokal untuk menciptakan pengalaman yang aman dan nyaman di masa transisi normal baru. Restoran dan hotel harus mematuhi protokol berbasis CHSE ini. Buku panduan rinci tentang protokol berbasis CHSE (kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan) untuk restoran dan hotel di Indonesia dapat diakses di sini.
Mengutamakan keamanan dan kenyamanan wisatawan yang mungkin mengalami keadaan darurat kesehatan saat berwisata, pemerintah juga berupaya menyediakan beberapa fasilitas kesehatan dan pos kesehatan yang mudah dijangkau dari destinasi wisata.
Hotel-hotel di kota-kota besar di seluruh Indonesia, antara lain Jakarta, Bali, dan Kalimantan Selatan juga telah difasilitasi. Pemerintah berusaha keras untuk memberi informasi kepada publik dan mengetahui situasi terkini. Secara keseluruhan, Indonesia memastikan pengalaman perjalanan yang aman bagi wisatawan domestik dan internasional di masa depan.
Tampaknya pariwisata mungkin tidak akan pernah sama setelah pandemi. Tren baru membentuk masa depan perjalanan aman di Indonesia seiring dengan pergeseran industri pariwisata ke arah pengalaman yang aman, nyaman, dan berkelanjutan.
Upaya sedang dilakukan untuk menciptakan pengalaman perjalanan yang aman bagi Anda. Hanya masalah waktu sebelum Anda dapat menemukan kembali keajaiban alam Indonesia. Jadi jaga impian Anda tetap hidup dan kumpulkan inspirasi dari ide-ide perjalanan ini. Namun untuk saat ini, rencanakan perjalanan yang sangat dinantikan ke Indonesia sementara kami menantikan kedatangan Anda.