Debat Pilkada Tangsel, Tiga Paslon Beradu Gagasan soal Keamanan dan Keadilan

Debat Pilkada Tangsel ini diikuti oleh tiga paslon yang digelar pada 3 Desember 2020.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Des 2020, 15:00 WIB
Tiga pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Tangerang Selatan (Tangsel), sudah mengambil nomor urut pencoblosan Pilkada 2020. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Jakarta - Debat pemilihan umum kepala daerah (pilkada) Tangerang Selatan (Tangsel) membeberkan program kerja yang dimiliki para peserta. Sayangnya, dalam debat tersebut masing-masing pasangan calon (paslon) lebih banyak bicara dalam tatanan konsep.

Para peserta debat tak memaparkan data kuantitatif sebagai dasar perhitungan dan pertimbangan pembuatan konsep program kerja. Implikasinya ke depan, pemilih akan sulit menagih janji-janji paslon terpilih.

Demikian yang terpapar dari agenda Cek Fakta Debat Pilkada Tangsel yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jakarta bersama Google News Initiative, Kamis 3 Desember 2020.

Pengamat Politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing yang menjadi narasumber penganalisa data mengatakan, seyogyanya tiap pasangan calon dalam kontestasi politik, harus memiliki data yang kuat sebagai pijakan memaparkan program kerja.

"Kalau sudah ada data, pastinya, mereka (paslon) tahu harus berbuat apa. Paparan data juga membuat publik bisa menagih janji-janji yang dikemukakan pada kampanye. Semuanya terukur. Saya melihat ini belum muncul dalam pilkada Tangsel, juga di banyak wilayah lain," kata Emrus, Kamis 3 Desember 2020.

Debat di pilkada ini diikuti oleh tiga pasangan calon (paslon). Muhammad-Rahayu Saraswati Djojohadikusumo (Sara) dengan nomor urut 1, Siti Nurazizah-Ruhamaben nomor urut 2, dan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan pada nomor urut 3.

Ketiga paslon tersebut beradu gagasan dalam debat bertema keamanan dan keadilan. Namun Emrus menilai, tak satu pun paslon memiliki angka kejahatan di wilayah Tangsel.

Selain itu, Emrus berpendapat, tak satu pun paslon membeberkan tingkat kemiskinan dan upaya menguranginya dengan menyebut angka. Di sisi lain, pengungkapan data oleh para paslon, juga sumir.

Paslon mengutip adanya survei yang menyebutkan preferensi warga Tangsel, namun tak disebutkan survei dilakukan oleh lembaga mana dan tujuan serta pendana surveinya.

"Klaim-klaim seperti ini kan menyebutkan adanya persepsi publik tapi justru mengaburkan substansinya. Apa yang mau diubah. Pemimpin seperti apa yang diinginkan. Survei dari mana itu juga tidak dijelaskan dengan baik. Artinya, itu seperti mengada-ngada saja. Jadi, semua calon ini minim angka dan data yang jelas," sebut Emrus.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Kinerja Direksi BUMD

Dalam debat, dibahas juga kinerja direksi BUMD Tangerang Selatan, PT PITS. Tetapi, tak satu pun pasangan membeberkan secara gamblang kinerja dan kontirbusi PT PITS untuk Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Tangsel.

Di tempat yang sama, Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jakarta, Rikando Somba mengatakan, Cek Fakta Pilkada Kota Tangsel bertujuan memberikan informasi yang bermutu selama masa Pilkada 2020 dan menekan hoaks yang berpotensi beredar selama berlangsungnya masa kampanye.

Agenda cek fakta merupakan manifestasi niatan pendirian AMSI, yakni memerangi hoaks, sekaligus menjalankan peran media sebagai salah satu pilar demokrasi.

"Kegiatan ini dilakukan AMSI Jakarta untuk menggelorakan hilangnya hoaks melalui cek fakta," kata Rikando, saat membuka Cek Fakta Debat Pilkada Kota Tangsel 2020, di Jakarta Selatan, Kamis 3 Desember 2020.


Beri Masukan

 

Dia menambahkan, gelaran cek fakta bertujuan memberi masukan bagi pemilih untuk bisa menentukan pilihannya berdasar data.

Debat Pilwalkot Tangsel dibuka dengan paparan visi misi paslon. Paslon nomor urut 1 Muhamad-Saraswati menegaskan, kehadirannya untuk mewujudkan masyarakat Tangerang Selatan yang damai, aman, dan berkeadilan. Mereka juga menyebutkan, keberagaman di Tangerang Selatan masih rentan terhadap kesenjangan. Salah satu contohnya adalah fasilitas bagi para penyandang disabilitas.

Sementara, pasangan calon nomor urut 2, Siti Nur Azizah-Ruhama Ben menegaskan, keadilan, kedamaian hanya akan bisa dicapai ketika ada pemerataan kesejahteraan. Azizah menyebut, keamanan dan kedamaian itu muncul dengan sendirinya. Tidak boleh ada korupsi.

Paslon terakhir, Benyamin Davnie-Pilar Saga mengingatkan mengenai banyaknya jumlah penduduk Tangerang Selatan. Mereka berkomitmen ingin menjadikan Tangerang Selatan, kota yang ramah bagi semua golongan. Untuk ke depan, mereka akan melakukan peningkatan kapasitas birokrasi yang efektif dan efisien.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya