Kasus COVID-19 Melonjak, BI Jatim Sempat Khawatir Pengaruhi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi

Kepala Pewakilan Bank Indonesia Jawa Timur (Jatim) Difi Ahmad Johansyah menuturkan, secara umum perekonomian Jawa Timur mulai stabil dalam hitungan bulan ke bulan (mtm)

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Des 2020, 15:47 WIB
Jalan MERR IIC Surabaya, Jawa Timur. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) Jawa Timur prediksi ekonomi Jawa Timur dapat mencapai nol persen pada kuartal IV 2020. Selain itu, ekonomi Jawa Timur juga dinilai mulai stabil.

Kepala Pewakilan Bank Indonesia Jawa Timur (Jatim) Difi Ahmad Johansyah menuturkan,  secara umum perekonomian Jawa Timur mulai stabil dalam hitungan bulan ke bulan (mtm) karena lembaganya terus mendorong sisi permintaan.

Difi menuturkan, ekonomi Jawa Timur mulai stabil terlihat dari beberapa masyarakat yang membuka usaha mereka dengan menerapkan protokol kesehatan. Jadi pada awal pandemi COVID-19 terkontraksi lima persen sekarang sudah mulai menurun hingga minus tiga persen.

"Kami proyeksikan bisa mencapai 0 persen pada kuartal IV 2020 dan ini sudah sangat bagus karena ada pertumbuhan ekonomi setiap bulannya," ujar Difi, seperti dikutip dari Antara, Jumat (4/12/2020).

Selain itu, Difi mengatakan, kenaikan angka COVID-19 yang terjadi selama dua minggu terakhir sempat diperhitungkan oleh BI. Hal ini karena dapat mempengaruhi proyeksi ekonomi pada akhir 2020.

"Kalau kami bicara bahwa kenaikan angka COVID-19 akhir-akhir ini tidak membuat terganggu proyeksi ekonomi Jatim, itu kurang baik. Ya sempat kami perhitungkan dan dikhawatirkan menjadi hambatan,” tutur dia.

BI Jawa Timur akan terus mendorong konsumsi dan belanja masyakarat serta perdagangan antardaerah. Selain itu, ada beberapa kebijakan antara lain suku bunga rendah, nilai rupiah stabil, hingga kondisi likuiditas termasuk kredit.

"InsyaAllah, asumsi kami apabila vaksin sudah dijalankan, ekonomi dunia pulih dan kepercayaan investor akan kembali ada. Harapan saya hanya tinggal menunggu waktu saja," kata Difi.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Inflasi di Jawa Timur pada November 2020

Pembeli membeli sayuran di pasar, Jakarta, Jumat (6/10). Dari data BPS inflasi pada September 2017 sebesar 0,13 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan karena sebelumnya di Agustus 2017 deflasi 0,07 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Jawa Timur mencatat inflasi sebesar 0,26 persen pada November 2020. Dari delapan kota IHK di Jawa Timur, semua alami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 0,82 persen dan terendah di Banyuwangi serta Surabaya sebesar 0,20 persen.

Inflasi terjadi karena ada kenaikan harga yang ditunjukkan naiknya sebagian indeks kelompok pengeluaran antara lain kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,24 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,08 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,12 persen, kelompok kesehatan 0,40 persen, dan kelompok penyediaan makanan dan minuman, restoran sebesar 0,17 persen.

Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi antara lain kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03 persen, kelompok transportasi sebesar 0,21 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,47 persen.

Sementara kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya serta kelompok pendidikan tidak berubah.

Adapun tingkat inflasi tahun kalender November 2020 sebesar 0,98 persen. Sementara tingkat inflasi tahun ke tahun yaitu dari November 2020 terhadap November 2019 sebesar 1,5 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya