Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perhubungan terus berinovasi untuk menarik minat masyarakat agar mau beralih ke transportasi umum. Salah satunya dengan memperluas operasional Teman Bus di sejumlah daerah.
"Kami terus berupaya bagaimana kegiatan insentif (Teman Bus) ini dapat mengajak banyak masyarakat supaya naik bus dengan harga terjangkau. Temen Bus yang sekarang kita di 5 kota, nanti dengan pak Dirjen (Budi Setiyadi) bisa terus ditambah lagi ke banyak kota termasuk luar Jawa," ujar dia dalam webinar Teman Bus Sesi Ke-2, Jumat (4/12/2020).
Advertisement
Menhub Budi mengungkapkan, cara ini dimaksudkan untuk memperluas kampanye penggunaan transportasi umum di tanah air. Sehingga tidak hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa yang juga telah mempunyai berbagai moda alternatif angkutan umum.
"Apalagi di tahun 2021 atau saat ekonomi sudah pulih akan banyak aktivitas orang, termasuk berwisata seperti di Bali. Maka perlu untuk juga beralih ke transportasi umum yang bisa aman, nyaman, dan murah," jelas dia.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi menambahkan, pihaknya juga berencana untuk menyediakan mobil listrik di satu koridor khusus Teman Bus. Terobosan ini dimaksudkan untuk menarik minat pengguna dan upaya menekan tingkat polusi udara di Indonesia.
"Nantinya kita perlu juga untuk menyediakan bus listrik di salah satu koridor Teman Bus ini. Ini untuk menarik pengguna juga dalam rangka menekan polusi udara, karena polusi udara di Jakarta itu 78 persennya disumbang oleh kendaraan," terangnya.
Untuk itu, pihaknya saat ini tengah mengkalkulasi berapa biaya yang dibutuhkan untuk menghadirkan bus listrik di koridor khusus Taman Bus. "Itung-itungan biaya ini agar kami tau biaya ybag dibutuhkan kalau menghadirkan bus dengan penggerak listrik," tutupnya.
Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menhub Budi Karya Ingin Sopir Angkot Korban PHK Ikut BTS
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, dirinya ingin menolong para pengemudi transportasi publik seperti supir angkot yang sudah tidak produktif untuk bergabung dalam program Buy The Service (BTS) berbasis layanan Teman Bus.
Menhub telah berdiskusi dengan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi, salah satunya untuk menarik para supir angkot yang secara pendapatan sudah tak produktif.
"Ini pasti sangat menolong. Kita nanti Buy The Service (BTS) Teman Bus selain bisa menolong masyarakat untuk mendapatkan bis murah, pengelola dari bis ini dimungkinkan dari koperasi, atau gabungan dari beberapa orang yang tadinya punya angkot, atau angkutan yang sudah uzur," tuturnya dalam sesi webinar, Jumat (4/12/2020).
Menurut dia, para supir angkot itu nantinya bisa dikumpulkan untuk diberi subsidi. Sehingga mereka tetap bisa jadi supir angkot yang produktif dengan usaha barunya.
"Di satu sisi menolong orang yang melakukan kunjungan. Tapi di sisi lain juga memberikan kesempatan pengemudi yang memiliki angkot-angkot yang tidak produktif menjadi satu usaha baru, dengan mobil yang baru, dengan cara yang baru," bebernya.
Secara strategi, Budi Karya menyampaikan, Kementerian Perhubungan giat menyosialisasikan program BTS Teman Bus ini. Kemudian instansi juga melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah (pemda) setempat, lalu bus transportasinya dibuat jadi keren dengan pelayanan yang bagus.
"Kalau itu semua dilakukan, tepat waktu, bersih, pasti diminati. Apalagi kalau kita operasikan bis ini, yang jadi kekuatannya adalah ini point to point, dari satu tempat ke satu tempat. Ini bisa jadi bagian dari antarmoda dari MRT, LRT. Kalau di daerah katakanlah kereta api," pungkas Menhub.
Advertisement