Liputan6.com, Jakarta - Pencurian bisa terjadi di mana saja, tak terkecuali di restoran dan hotel. Hal itu dialami seorang pemlik bar yang berusaha ramah lingkungan dengan mengganti sedotan plastik dengan sedotan logam. Namun, pelanggan justru mencuri sedotan dari logam tersebut.
Kasus pencurian itu membuat kerugian dan ketidaknyamanan pemilik bar. Namun, pemilik bar tersebut ternyata tak sendirian menghadapi kasus pencurian barang milik tempat usahanya, dilansir dari South China Morning Post, Jumat, 4 Desember 2020.
Baca Juga
Advertisement
Kebiasaan mencuri ini sendiri ternyata bisa menular ke orang lain. Hal tersebut dibuktikan mendiang guru desain dan pemilik restoran Terence Conran.
Sebastian Conran mengungkap, ayahnya yang meninggal pada September 2020 itu, berencana mengunjungi restoran Quaglino miliknya di London. "Saya merancang asbak dan ketika ia memberi pengarahan pada saya, ia berkata, 'Ini akan dicuri dan berlaku sebagai barang promosi,'" kata Conran.
Benar saja, asbak metalik berbentuk Q dikenal sebagai barang yang paling banyak dicuri di London. "Selama 10 tahun, kami telah menghabiskan lebih dari 20 ribu (asbak)," kata Conran.
Tak hanya itu, pencurian juga terjadi di Museum Desain yang didirikan Terence Conran di London. Mereka 'secara tidak sengaja' mencomot asbak dari salah satu restoran Conran untuk disumbangkan ke pameran.
Richard Branson juga melihat kesempatan ketika ia mengetahui bahwa tempat garam dan merica berbentuk pesawat mini diselundupkan dari pesawatnya oleh penumpang kelas atas. Ia telah mencuri dari Virgin Atlantic.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Barang yang Paling Banyak Dicuri
Sebuah survei yang diterbitkan tahun lalu oleh panduan hotel online Wellness Heaven menemukan bahwa barang yang paling banyak dicuri dari hotel pada 2019 adalah handuk, diikuti jubah mandi, gantungan, bahkan karya seni dan kasur telah diambil.
Seorang manajer umum di sebuah hotel mewah Hong Kong pernah memberi tahu bahwa tas kain untuk tempat cucian para tamu itu dikemas dengan menggantinya dengan versi plastik. Di The Beverly Hills Hotel, Los Angeles, pembuka botol berwarna merah muda cenderung diambil dari kamar tamu, sementara di 45 Park Lane, London, itu adalah bebek karet dalam warna ungu khas hotel.
Mandarin Oriental Hong Kong selalu kehilangan tas sepatu kain bermereknya. "Jika tamu ingin sepatu mereka dibersihkan dan disemir, kami mengembalikannya ke dalam tas sepatu kami, yang sebagian besar dapat dibawa," kata Jenny Johnston, direktur komunikasi pemasaran.
Para pelaku bisnis perhotelan setuju bahwa pena dan kertas catatan, perlengkapan mandi berupa botol mini, dan sandal yang tak pernah digunakan kembali adalah barang-barang yang pantas untuk para tamu.
"Para tamu senang membawa barang-barang bermerek seperti sumbat botol, pembuka botol, kacamata, dan payung sebagai memorabilia masa inap mereka," kata Mark Wong, wakil presiden senior Small Luxury Hotels of the World (SLHW), Asia Pasifik. "Sebagian besar hotel tak keberatan karena ini adalah publisitas gratis untuk mereka, meskip yang lain menagih tamu atau menyarankan mereka membeli barang dagangan dari toko suvenir.”
Di Viceroy Bali, misalnya, tanda "Are You Happy?" dipasang di kamar untuk mendorong tamu meminta apa pun yang mereka butuhkan. Tapi, tanda tersebut sering kali tak dapat ditemukan lagi setelah mereka membayar. Di Milaidhoo Maldives, manajemen mengizinkan para tamu untuk membawa pulang sarung bermerek dan sandal jepit dengan logo resor yang dicap di bagian bawah sol.
Ski dan Spa El Lodge, di Grenada, Spanyol, memiliki tanda kuningan "rias kamar saya/jangan ganggu" yang bertanda "Ski Keluar" atau "Menghitung Kepingan Salju", yang diambil oleh banyak tamu untuk rumah mereka sendiri.
Lain halnya di Grand Forest Metsovo, Yunani, di mana mereka menyediakan botol air ramah lingkungan berisi air alami dan dari Fendi Private Suites, di Roma, Italia, para tamu membawa pulang kartu kunci mereka saat di hotel.
Baca Juga
Advertisement