Liputan6.com, Jakarta Istilah power steering merujuk pada sebuah sistem yang bertujuan meringankan sistem kemudi agar lebih mudah dikendalikan oleh pengendara. Dengan teknologi ini, kemudi akan terasa lebih ringan saat diputar meskipun dalam kecepatan rendah.
Hal ini tentu sangat membantu, terutama bagi pemula. Seperti dilansir Garda Oto, power steering sendiri memiliki dua tipe yakni power steering hidrolik dan power steering elektrik atau Electric Power Steering (EPS).
Baca Juga
Advertisement
Power steering hidrolik merupakan jenis power steering yang bekerja dengan bantuan mesin hidrolik dan pompa, sementara power steering elektrik atau Electric Power Steering menggunakan bantuan motor listrik agar dapat bekerja.
Meskipun menggunakan sistem penggerak yang berbeda, prinsip kerja keduanya mirip. Kedua jenis power steering akan menggerakkan torak (bagian dari power cylinder) dan menyuplai tenaga ekstra pada dua komponen lain, yaitu pinion serta rack.
Cara kerja power steering tergantung pada kondisi mobil saat dikemudikan. Pada kondisi nol atau netral, minyak akan mengalir melalui katup pengontrol menuju saluran pelepasan atau relief port dan kembali menuju pompa. Dalam kondisi ini, torak tidak bergerak dan tekanan pada kedua sisi menjadi seimbang.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perawatan Power Steering
Saat poros kemudi bergerak, katup pengontrol juga akan menutup salah satu aliran minyak, sehingga saluran lain akan terbuka dan membentuk tekanan. Perbedaan tekanan akan membuat torak bergerak ke salah satu sisi yang bertekanan rendah dan minyak dalam bagian tersebut kembali ke pompa melalui katup pengontrol.
Dari segi perawatan, power steering hidrolik agak lebih sulit dirawat dibanding power steering elektrik. Power steering hidrolik harus mendapat pergantian oli setiap 40 ribu kilometer. Hal ini berbeda dengan power steering elektrik yang tidak perlu ganti oli karena bekerja dengan motor listrik.
Advertisement