Liputan6.com, Surabaya - Pemkab Gresik menyesal atas kejadian warga terpaksa seberangkan keranda jenazah melalui sungai karena tidak ada jembatan.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Gresik Reza Pahlevi menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya Kasti Warga Dusun Gorekanlor, Desa Cermenlerek, Kecamatan Kedamean Gresik, Jawa Timur.
Reza menyesal atas kejadian pada prosesi pemakaman mendiang isteri Ponaji, yang kerandanya diseberangkan menggunakan ban bekas di anak Kali Lamong saat menuju pemakaman.
"Sebetulnya kejadian ini pernah terjadi sekitar awal tahun 2019. Saat itu Pemkab Gresik memfasilitasi semacam kesepakatan antara warga dusun Gorekanlor dan Gorekankidul. Apabila ada warga Gorekanlor yang meninggal dunia bisa dimakamkan di Gorekankidul bila air anak kali Lamong sedang tinggi," kata Reza, Jumat (4/12/2020).
Baca Juga
Advertisement
Jalan menuju makam warga dusun Gorekanlor adalah bagian dari anak sungai Kali Lamong. Jalan tersebut hanya bisa dilewati saat musim kemarau, dan selalu tergenang saat musim hujan. Saat musim hujan, jalan makam tersebut tergenang.
Namun demikian, masyarakat Gorekanlor tetap bersikukuh untuk memakamkan jenazah di pemakaman Gorekanlor dengan alasan agar kumpul dengan makam keluarga yang lain. Padahal jalan menuju makam Gorekanlor Gresik saat musim hujan, tergenang air.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Bakal Beli Lahan Makam
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Pemkab Gresik Gunawan Setijadi menuturkan, sejak kejadian 'penghanyutan' pemakaman jenazah awal 2019, Pemerintah Kabupaten Gresik telah memberikan solusi dengan membeli lahan baru seluas 3.000 meter persegi untuk pembangunan makam khusus warga dusun Gorekanlor.
Hal ini merupakan salah satu opsi terbaik, daripada membangun jembatan. "Kalau membangun jembatan sangat tidak optimal, baik dari segi biaya maupun peruntukannya. Jembatan tersebut hanya sebagai akses jalan untuk jalur pemakaman saja. Jadi sangat tidak efektif dibanding biaya pembangunannya,” tutur Gunawan.
Pembelian tanah makam tersebut sudah dianggarkan dan akan direalisasikan pada tahun anggaran 2020. Namun demikian, karena ada pandemi COVID-19, pembelian tanah makam tersebut tertunda.
"Kami akan berkoordinasi dengan beberapa OPD untuk segera merealisasikan pembelian tanah makam tersebut. Tampaknya tanah tersebut sudah disiapkan,” ujar Gunawan.
Setelah menemui Kepala Desa Cermenlerek dan seluruh perangkat desa, Camat Kedamean Arifin tidak bisa menjamin kejadian penghanyutan keranda itu tidak bakal terjadi lagi dalam beberapa waktu dekat ini.
“Bila masyarakat Gorekanlor tetap menginginkan agar jenazah keluarganya bisa kumpul di makam keluarga, kami tidak bisa melarang. Mereka tetap tidak bersedia untuk memakamkan keluarganya di tempat lain, meskipun pihak terkait warga desa tetangganya sudah mengizinkan. Kami sudah sering memberikan sosialisasi tentang hal ini," ujar Arifin.
Advertisement