Buah Simalakama, Industri 4.0 Dibutuhkan tapi Gerus Pekerjaan Konvensional

World Economy Forum memperkirakan akan ada 95 juta pekerjaan baru yang tumbuh bersamaan dengan 85 juta pekerjaan yang akan hilang.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 04 Des 2020, 19:31 WIB
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah membeberkan sejumlah tantangan di sektor ketenagakerjaan seiring terakselerasinya digitalisasi di berbagai sektor ekonomi.

Seperti diketahui, pandemi Corona Covid-19 mendorong penggunaan teknologi digital yang lebih masif. Teknologi ini hadir sebagai solusi untuk menekan kontak fisik dalam berbagai aktivitas keseharian masyarakat.

Memasuki industri 4.0, Ida menyebutkan banyak jenis usaha dan pekerjaan yang tidak berkembang bahkan hilang. Seperti industri padat karya yang akan digantikan oleh proses otomatisasi.

“World Economy Forum, dalam laporan terbarunya memperkirakan akan ada 95 juta pekerjaan baru yang tumbuh bersamaan dengan 85 juta pekerjaan yang akan berkurang,” ujar Ida dalam Kompasianival 2020, Jumat (4/12/2020).

Sementara, untuk di Indonesia sendiri, Ida menjelaskan bahwa McKinsey dalam laporannya telah memprediksi akan ada 23 juta jenis pekerjaan yang terdampak oleh otomatisasi. Serta akan ada puluhan juta pekerjaan baru yang muncul dalam kurun waktu tersebut.

“Kemanaker sendiri tahun 2017 telah melakukan kajian pasar kerja dan memperkirakan bahwa industri teknologi informasi dan telekomunikasi akan menjadi industri yang paling tinggi pertumbuhannya untuk beberapa waktu kedepan,” kata Ida.

Dalam kajian ini, juga memproyeksikan jenis pekerjaan yang berkaitan dengan kedua sektor industri tersebut. Seperti programer, analisis data, dan perancang kecerdasan buatan, diperkirakan akan menjadi pekerjaan yang akan tumbuh sangat pesat.

“Sementara pekerjaan tradisional yang perannya dapat digantikan oleh teknologi digital, seperti tukang cetak pengantar surat dan resepsionis, akan semakin menurun permintaannya di masa yang akan datang,” kata Menaker Ida.

Saksikan video pilihan berikut ini:


5 Jurus Kemnaker Hadapi Transformasi Industri 4.0 dan Dampak Covid-19

Revolusi Industri 4.0. Dok: engineersjournal.ie

Dirjen Binapenta dan PKK Kementerian Ketenagakerjaan, Suhartono, memastikan kementeriannya telah mempunyai lima strategi dalam menghadapi transformasi ketenagakerjaan akibat revolusi Industri 4.0 dan dampak pandemi Covid-19.

"Seiring semakin cepat berubahnya dunia ketenagakerjaan akibat proses otomatisasi industri dan dampak pandemi Covid-19. Kemnaker telah menyiapkan strategi untuk bisa berperan dalam proses link and match pasar kerja melalui pelatihan vokasi yang dilakukan," ujarnya dalam Webinar bertajuk Tingkatkan Ekonomi Lewat Jualan Produk Virtual Mitra Bukalapak di vidio, Rabu (30/9).

Pertama, melakukan analisis dinamika permintaan dan penawaran di sektor ketenagakerjaan akibat pandemi Covid-19. Kedua, penyiapan kompetensi baru melalui pelatihan kerja dengan tripple skilling, yakni Skilling, Re-skilling dan Up skilling.

"Kemnaker sendiri mempunyai 200 BLK yang akan terus dimaksimalkan. Kami bisa hadir untuk ikut memberikan pelatihan. Kami punya fasilitas itu," tegasnya.

Ketiga, peningkatan soft skill kewirausahaan dan produktivitas kerja. "Kami punya SDM, tapi permasalahannya membuat orang menjadi wirausaha," imbuh dia.

Keempat, melakukan re-design kurikulum dna metode. Antara lain dengan pendekatan human digital skills dan metode blended training.

Terakhir, mengoptimalkan proses kolaborasi antara dunia industri, lemabaga diklat, berbagai asosiasi pengusaha (Kadin, Apindo, dan lainnya. Hal ini untuk identifikasi kebutuhan kompetensi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya