Tekan Kematian Akibat Pneumonia, Balita di Jatim Mulai Imunisasi PCV pada 2021

Kadinkes Jatim tetap meminta masyarakat untuk mencegah agar anak-anak balita di Jawa Timur tidak terkena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

oleh Dian Kurniawan diperbarui 04 Des 2020, 21:00 WIB
Ilustrasi imunisasi PVC di Jawa Timur (Foto: Dok Istimewa)

Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Indonesia berupaya mengendalikan serta menurunkan angka kesakitan dan kematian pada bayi dan balita akibat pneumonia secara bertahap mulai 2020-2024.

Upaya pengendalian ini dilakukan dengan cara mengintroduksi vaksin pneumokokus konyugasi (PCV) kepada masyarakat. 

Jawa Barat dan Jawa Timur diketahui memiliki jumlah penduduk terbanyak di Jawa, sehingga jumlah anak-anaknya juga dipastikan menjadi yang terbanyak. Imunisasi PCV diberikan kepada anak usia 0-1 tahun (2 bulan, 3 bulan, 1 tahun) atau balita.

"Jadi bagi masyarakat saya imbau untuk bersiap, pencegahan itu jauh lebih murah dibandingkan dengan pengobatan. Dan imunisasi adalah upaya sangat stratgeis menguatkan balita kita agar tidak terserang penyakit,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Herlin Ferliana, Jumat (4/12/20).

Meskipun dalam situasi pandemi, Kadinkes Jatim tetap meminta masyarakat untuk mencegah agar anak-anak balita di Jawa Timur tidak terkena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). 

"Kami meminta masyarakat untuk tetap berupaya keras melakukan semuanya. Harus mencegah anak-anak agar tidak tertular. Kita selain mengatasi pandemi COVID-19, juga  tetap menyelesaikan masalah yang lain, termasuk imunisasi untuk pneumonia, difteri, polio, dan yang lain," ujar Herlin.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Bakal Gratis

Seorang petugas kesehatan bersiap untuk memberikan vaksin polio kepada balita di sebuah posyandu di Banda Aceh, Aceh, Rabu (4/10/2020). Pemberian vaksin polio dan vaksin campak secara gratis yang berlanjut di tengah pandemi COVID-19 bertujuan memperkuat imunitas anak. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Sementara itu, Child Survival and Development (CSD) Unicef Indonesia, Armunanto menjelaskan, alasan mengapa Jawa Timur dan Jawa Barat menjadi wilayah yang jumlah penduduknya paling banyak. Dengan banyaknya jumlah penduduk, maka jumlah anak-anak juga paling banyak.

"Saat dilakukan uji coba imunisasi PCV ini di Nusa Tenggara Barat dan Bangka Belitung, hasilnya ternyata cukup efektif menekan angka kasus pneumonia. Untuk itulah dipilih Jawa Barat dan Jawa Timur sebagai wilayah dengan jumlah populasi anak terbanyak,” kata Armunanto, di sela Advokasi dan Sosialisasi Pelaksanaan Program Demonstrasi Imunisasi Pneumokokus di Provinsi Jawa Timur, di Sidoarjo.

Pelaksanaan program imunisasi PCV di Jawa Timur dan Jawa Barat seharusnya dimulai pada 2020, tapi lantaran ketersediaan vaksinya belum ada imunisasi ini baru bisa dilaksanakan pada 2021.

Berkaca pada program imunisasi difteri di Jawa Timur pada 2019, jumlah sasaran anak yang diimunisasi mencapai 11 juta jiwa. Namun, jika mengikuti batasan usia bayi usia muda (2 bulan sampai 1 tahun), maka diperkirakan hanya tersisa sekitar 30 persen atau sekitar 3 juta bayi.

"Sampai saat ini masih belum diketahui pasti berapa jumlah sasarannya imunisasi PCV di Jawa Timur ini. Karena ini baru dikenalkan kepada masyarakat dan baru akan didata oleh Dinkes Provinsi,” ujar Armunanto.

Yang menggembirakan menurut Armunanto adalah, imunisasi PCV yang sebelumnya berbayar kini digratiskan. Pemerintah Indonesia dikatakan mampu menghemat hingga 300 persen lebih murah untuk pembelian vaksin PCV ini.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya