BMKG: Alat Monitor Gempa dan Tsunami Beroperasi Baik

BMKG memastikan alat monitor gempa bumi dan tsunami di beberapa daerah terjaga dan menghasilkan data yang akurat sebagai upaya mendukung mitigasi bencana.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 05 Des 2020, 07:46 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Bali

Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisila (BMKG) memastikan alat monitor gempa bumi dan tsunami di beberapa daerah terjaga dan menghasilkan data yang akurat sebagai upaya mendukung mitigasi bencana.

"Alhamdulillah, meskipun batas waktu penggunaannnya rata-rata hanya 10 tahun, sensor-sensor tersebut masih beroperasi dengan baik hingga saat ini dan selalu dikalibrasi secara rutin," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Sabtu (5/12/2020), seperti dikutip dari Antara.

Rita menyebutkan beberapa fasiltas monitoring gempa dan tsunami di beberapa daerah sudah dicek, seperti di Yogyakarta, Jawa Tengah, Bali, Papua, Maluku, Sulawesi, NTT, NTB, Jatim, Jabar, serta wilayah-wilayah di Sumatera dan lainnya.

Pengecekan alat, kata dia, seiring dengan kegiatan kalibrasi terhadap sensor-sensor seismograf, akselerometer, serta intensitymeter yang telah terpasang dan beroperasi sejak 2009.

Rangkaian perangkat itu berfungsi untuk merekam sinyal gempa bumi dalam sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesia Tsunami Early Warning System - InaTEWS).

Untuk pengamatan yang semakin luas dan akurat, lanjut dia, sebanyak 39 titik di berbagai lokasi di Indonesia segera memiliki alat seismograf.

Dalam kurun 2008 hingga 2018, peringatan dini tsunami disebarkan BMKG ke tengah masyarakat melalui BNPB dan BPBD dengan kecepatan 5 menit setelah guncangan gempa terekam seismograf.

Dengan asumsi tsunami tiba selama 20 menit sejak pertama kali gempa terdeteksi maka tersisa waktu untuk proses evakuasi masyarakat selama 15 menit.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kembangkan WRS-NG

Sejak 2019, kata dia, BMKG mulai mengembangkan Warning Receiver System New Generation (WRS-NG) sehingga dapat memberikan informasi gempa bumi pada menit kedua setelah gempa dan peringatan dini tsunami mulai menit ketiga sampai keempat setelah gempa terekam, seperti halnya di Jepang.

"Secara otomatis seketika peringatan dini tersebut dapat disebarluaskan melalui berbagai kanal komunikasi, baik melalui SMS blasting, media sosial @infoBMKG, telegram, Aplikasi Mobile Phone Info BMKG, YouTube, televisi, dan website," katanya.

BMKG terus mengupayakan peringatan bisa lebih cepat sehingga bisa memberi informasi kepada masyarakat lantaran beberapa kali terjadi tsunami yang tidak lazim seperti di Palu pada tahun 2018. Tsunami kala itu terjadi pada menit kedua dan ketiga.

"Disiapkan tambahan kanal komunikasi khusus melalui HT agar peringatan dini dapat tetap tersebar ke tengah masyarakat meskipun jaringan internet, telepon selular, ataupun listrik lumpuh saat terjadi gempa bumi," katanya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya