Liputan6.com, Jakarta Kesabaran ekstra perlu dimiliki oleh setiap orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus (ABK). Namun, segala upaya menolong anak tidak akan optimal jika orangtua tidak menolong dirinya sendiri terlebih dahulu.
Seperti disampaikan praktisi terapi bermain untuk ABK, Grace Melia. Menurutnya, dalam merawat dan mendidik ABK, orangtua perlu memerhatikan kesehatan diri sendiri juga.
Advertisement
“Kita itu tidak akan bisa menolong anak kita, melakukan rehabilitasi, menjemput progres dan sebagainya kalau kita belum menolong diri kita sendiri,” ujar Grace dalam webinar Konekin ditulis Sabtu (5/12/2020).
Seorang ibu diumpamakan sebagai teko yang perlu mengisi setidaknya tiga cangkir. Ketiga cangkir itu perumpamaan dari pasangan, anak, dan pekerjaan. Jika teko itu kosong, maka tidak ada yang bisa diisikan ke tiga cangkir tersebut.
“Artinya, teko kita ini perlu diisi ulang. Kita harus mengisi ulang teko kita supaya kita bisa mengisi cangkir-cangkir.”
Cara ‘mengisi teko’ dapat bermacam-macam namun yang pertama tetap berdoa dan memerhatikan kesehatan diri sendiri baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental.
Simak Video Berikut Ini:
Cara Lain Menolong Diri Sendiri
Cara lainnya untuk menolong diri sendiri adalah dengan meluangkan waktu untuk pergi sendiri ke tempat yang disuka atau sekadar istirahat sendirian (me time).
Ibu atau Ayah juga dapat melakukan hobinya sebagai pertolongan agar tidak stres karena rutinitas yang membosankan.
Selain itu, bertemu dengan teman atau kerabat dekat juga bisa menolong. Dalam perbincangan, ibu atau ayah dapat bertukar pengalaman atau bahkan mencurahkan isi hati.
Selain dengan kerabat, komunikasi dengan pasangan pun sangat dibutuhkan agar dapat saling mendukung dan mengisi.
“Perbaki pola komunikasi dengan pasangan supaya kita tidak merasa sendirian. Karena kadang-kadang, keluarga dengan ABK itu merasa lelah sendiri.”
Biasanya ibu merasa paling lelah dan menganggap ayah tidak banyak berkontribusi. Maka, komunikasi adalah cara terbaik untuk menentukan kerja sama terbaik agar dapat menjalani semua tantangan bersama-sama karena pada dasarnya, keluarga adalah tim.
Advertisement