Facebook Bakal Hapus Misinformasi dan Hoaks Tentang Vaksin Covid-19

Facebook menegaskan akan menghapus misinformasi dan hoaks mengenai vaksin Covid-19 di platform Facebook dan Instagram.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 05 Des 2020, 18:00 WIB
Uji coba vaksin yang dilakukan Moderna bakal melibatkan 3000 anak pada rentang usia 12-17 tahun. (AFP/Joel Saget)

Liputan6.com, Jakarta - Facebook akan mulai menghapus klaim palsu, disinformasi, dan misinformasi mengenai vaksin Covid-19. Informasi ini diumumkan oleh pihak Facebook seiring dengan pemerintah Inggris yang mulai menggulirkan vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech.

Ini merupakan langkah terkuat Facebook untuk mencegah platform-nya dipakai untuk mempromosikan anti vaksinasi.

Dengan aturan baru Facebook ini, konten yang menampilkan klaim palsu atau disinformasi mengenai vaksin Covid-19 akan langsung dihapus dari Facebook dan Instagram.

Penghapusan dilakukan langsung ketika kebenaran informasi sudah disampaikan oleh para ahli kesehatan.

Perusahaan menyebut, upaya ini merupakan perluasan dari kebijakan yang sudah berlaku saat ini, yakni menghapus klaim palsu mengenai Covid-19. Total sudah ada 12 juta konten yang dihapus sejak Maret 2020.

"Mengingat informasi baru-baru ini menyebut, vaksin Covid-19 akan segera diluncurkan di dunia, dalam beberapa minggu mendatang kami juga akan mulai menghapus klaim palsu tentang vaksin di Facebook dan Instagram, setelah klaim tersebut dibantah oleh pakar kesehatan masyarakat," kata juru bicara Facebook, dikutip The Guardian, Sabtu (5/12/2020).


Bentuk Upaya Facebook Tekan Misinformasi tentang Covid-19

Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Juru bicara Facebook juga menyebut, langkah ini merupakan bagian dari upaya Facebook menerapkan kebijakan untuk menghapus informasi yang salah mengenai virus corona.

Konten-konten yang mungkin dihapus adalah yang mengandung klaim palsu terkait keamanan, kemanjuran, kandungan, dan efek samping vaksin.

Selain itu, klaim lain yang juga dihapus adalah terkait vaksin corona mengandung microchip atau teori konspirasi mengenai adanya populasi tertentu yang dimanfaatkan untuk menguji keamanan vaksin tanpa persetujuan mereka.

"Sejak awal, fakta mengenai vaksin Covid-19 akan terus berkembang. Kami akan meng-update secara berkala berdasarkan panduan dari otoritas kesehatan masyarakat, ketika ada informasi lebih lanjut," kata juru bicara Facebook.


Lebih Kuat dari Upaya Facebook Tekan Misinformasi Lainnya

Ilustrasi Facebook. (Gambar oleh William Iven dari Pixabay)

Kebijakan yang diterapkan Facebook ini secara signifikan lebih kuat dibanding aturan Facebook terkait misinformasi.

Pasalnya, berdasarkan kebijakan Facebook selama ini, klaim palsu ditandai dan ditekan oleh algoritma untuk tidak muncul di timeline pengguna, namun tidak dihapus sepenuhnya dari platform Facebook dan Instagram.

Menurut Facebook, perbedaan sikap dalam menangani misinformasi terkait vaksin ini karena perusahaan melihat, klaim palsu tentang vaksin Covid-19 bisa menuntun pada kerusakan fisik.

Bulan lalu, Facebook juga melarang semua iklan yang membuat orang enggan divaksin.

(Tin/Isk)


Infografis tentang Vaksin Covid-19

Infografis Vaksin Covid-19 dan Rencana Vaksinasi di Indonesia. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya