KPK Bantah Tudingan Danny Pomanto soal JK di Balik Penangkapan Edhy Prabowo

Ali menyatakan, KPK tidak akan terpengaruh dengan upaya-upaya berbau intrik politik dan akan tetap bekerja pada koridor penegakan hukum.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 05 Des 2020, 21:14 WIB
Plt Jubir KPK Ali Fikri (kanan) bersama Ketua KPK Firli Bahuri menyampaikan keterangan terkait pengembangan kasus proyek jalan Bengkalis di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (17/1/2020). Proyek jalan Bengkalis juga ikut menjerat Bupati Amril Mukminin. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri menegaskan, penyidikan yang dilakukan KPK tidak pernah memiliki intrik politik. Hal ini menjawab tudingan mantan Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto yang menduga penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanam Edhy Prabowo adalah by design dilakukan mantan Wapres Jusuf Kalla (JK) yang memiliki hubungan baik dengan Novel Baswedan.

"Penyidikan dilakukan KPK adalah murni proses hukum yang didasarkan pada alat bukti dan tidak ada kaitan dengan hal lain di luar penegakan hukum," tegas Ali kepada Liputan6.com, Sabtu (5/12/2020).

Ali menilai, upaya untuk menarik KPK dalam pusaran politik adalah bukan hal baru. Menurut dia, hal itu kerap dilakukan oleh pihak-pihak yang berusaha mengaburkan atau mengambil kesempatan.

"Kami memastikan siapapun yang kami panggil dalam pemeriksaan adalah pihak-pihak yang diduga mengetahui rangkaian peristiwa perkara dengan tujuan untuk membuat terang perkara," jelas Ali..

Ali juga menyatakan, KPK tidak akan terpengaruh dengan upaya-upaya berbau intrik politik dan akan tetap bekerja pada koridor penegakan hukum.

"Kami (KPK) mengajak masyarakat untuk mengawasi setiap prosesnya, dan tetap bekerja sesuai dengan koridor hukum," tandas Ali.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Jubir Minta KPK Klarifikasi Danny Pomanto soal Tudingan JK di Balik OTT Edhy Prabowo

Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla atau JK. (Foto: dokumentasi PMI)

Juru bicara Jusuf Kalla (JK), Husein Abdullah mengatakan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) perlu melakukan klarifikasi kepada Calon Wali Kota Makassar Danny Pomanto soal tudingannya bahwa Jusuf Kalla otak di balik ditangkapnya Menteri KKP Edhy Prabowo.

Husein Abdullah mengatakan hal itu dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (5/12/2020), menanggapi viralnya rekaman suara diduga Danny Pomanto. 

"Saya cuma mau bilang, salah apa Pak JK kepada Danny Pomanto sehingga tega-teganya memfitnah seperti itu? Danny seperti tidak punya lagi sopan santun sedikit pun kepada sosok yang dihormati semua kalangan," ujar Husain, seperti dikutip dari Antara.

Husain bahkan menyinggung soal falsafah orang Bugis-Makassar terkait adat dan istiadat dalam menghormati orang tua.

"Saya yakin kalau orang Bugis-Makassar tidak gampang mengumbar fitnah seperti itu karena secara budaya dan agama tahu risikonya bahwa fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan," tuturnya.

Selama ini, menurut Husain, apalagi setelah tak lagi menjabat wakil presiden, JK lebih banyak sibuk dengan aktivitas sosial. Untuk urusan mengusik orang lain, termasuk Danny Pomanto, menurut dia adalah sesuatu yang tidak masuk akal.

Atas kejadian itu, Husain menegaskan bahwa Danny Pomanto bakal berhadapan dengan hukum.

"Danny tentu akan berhadapan dengan hukum. Apalagi, melibatkan KPK sehingga KPK pun perlu mengklarifikasi dan membersihkan dirinya dari tuduhan Danny Pomanto," tegas Husain.

Bagi Husain, masalah yang dimunculkan Danny menyangkut fitnah kepada JK juga sangat merendahkan KPK yang prestasinya menangkap Menteri KKP.

"Danny telah mencederai kerja keras KPK. Yang tidak kalah bahayanya, Danny telah mengadu domba tokoh-tokoh nasional. Yang bisa berdampak buruk terhadap hubungan hubungan antarelite yang selama ini berjalan baik," ujarnya.

Ia pun meminta KPK memanggil Danny Pomanto untuk mengklarifikasi fitnahan tersebut.

Sebelumnya, beredar video dan disertai rekaman suara diduga suara Danny Pomanto menuding mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai otak di balik penangkapan Edhy Prabowo atas kasus korupsi impor benih lobster. Video berdurasi 1 menit 58 detik itu menyebar luas di media sosial pada hari Sabtu (5/12/2020).


Viral Mantan Wali Kota Makassar Menukas JK 'Bermain' di Balik OTT Edhy Prabowo

Sebuah video berdurasi 1 menit 58 detik viral di media sosial. Video yang berisikan rekaman suara mirip dengan suara milik mantan Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto itu, diduga direkam diam-diam oleh seseorang pada Minggu, 27 November 2020 sekitar pukul 9.30 Wita. 

Kepada Liputan6.com, Danny Pomanto sendiri tidak menampik bahwa suara itu memang adalah dirinya. Ia pun menyebutkan bahwa rekaman suara itu nantinya akan diklarifikasi oleh juru bicaranya. 

"Semua juga sudah tahu kalau itu direkam diam-diam di kediaman pribadi saya. Jadi biar nanti lebih detil juru bicaraku yang klarifikasi, biar seragam," kata Danny kepada Liputan6.com, Sabtu (5/12/2020) sore. 

Berdasarkan video editan yang berisi rekaman suara Danny Pomanto, mantan Wali Kota Makassar periode 2013-2018 itu menyebut mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) menjadi dalang penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo pada Rabu, 25 November 2020 lalu. 

"Makanya kalau urusannya Edhy Prabowo ini, kalau Novel yang tangkap itu berarti JK (Jusuf Kalla). Novel itu kontrolnya di JK," terang Danny, dalam video tersebut. 

Tidak hanya itu Danny bahkan menyebutkan bahwa penangkapan Edhy Prabowo juga merupakan upaya adu domba antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo. 

"Artinya begini, dia sudah mulai menyerang Prabowo. Yang kedua nanti seolah-olah Jokowi yang suruh, Prabowo dan Jokowi baku tabrak," terangnya. 

Selain menyebut adanya upaya adu domba antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo, Danny juga menyatakan bahwa penangkapan Edhy Prabowo merupakan pengalihan isu dari kasus yang tengah menjerat Habib Rizieq. 

"Ini kan politik, politik ini. Kemudian mengalihkan anunya Habib Rizieq, begitu. Habib Rizieq ini mau digeser," ucapnya. 

Danny Pomanto kemudian menegaskan bahwa penangkapan Edhy Prabowo merupakan permainan Jusuf Kalla, dengan alasan orang yang paling diuntungkan dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu adalah Jusuf Kalla. 

"JK yang main, JK yang paling diuntungkan. Coba kita lihat siapa yang paling diuntungkan dengan ditangkapnya Edhy Prabowo? JK lagi dihantam, beralih lagi ke Edhy Prabowo kan? Dia," ucapnya. 

Danny Pomanto kemudian mengaitkan penangkapan itu dengan Pemilihan Presiden 2024 mendatang. Ia menyebutkan bahwa dengan ditangkapnya Edhy Prabowo, pamor Prabowo Subianto pun akan turun sehingga kemudian Anies Baswedan dan Jusuf Kalla bisa memanfaatkan hal tersebut 

"Kedua, Prabowo yang turun. Karena dianggap korupsi pale di sini. Calon presiden toh? Berarti Anies sama JK yang paling menguntungkan. Apalagi? Dia mengkhianati Jokowi. Ketiga. Begitu. Jadi yang paling untung ini JK. Jago memang mainnya. Tapi kalau kita kan sudah hapal, apa dia mau main," ucap Danny. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya