Mengapa Konflik di Papua Tak Pernah Selesai? Ini Penjelasan LIPI

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Rosita Dewi menilai, pemerintah belum menyentuh akar persoalan di Papua.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Des 2020, 23:05 WIB
Seorang massa FRI-West Papua menaiki bus saat dibubarkan oleh aparat kepolisian terkait aksi peringatan Deklarasi 1 Desember 1961 di kawasan Monas, Jakarta, Selasa (1/12/2020). Aksi massa tidak berlangsung lama karena dibubarkan oleh aparat kepolisian. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Rosita Dewi menilai, konfli yang terjad di Papua akibat pemerintah belum menyentuh akar persoalan di Papua. Dia mengatakan ada empat akar permasalahan yang menyebabkan sering terjadinya konflik di bumi Cendrawasih.

“Ada empat setidaknya akar persoalan yang ada di Papua dalam konflik Papua ini, pertama persoalan marginalisasi dan diskriminasi. Kemudian kegagalan pembangunan, ketiga pelanggaran HAM, keempat persoalan status politik dan interpretasi terhadap sejarah Papua," katanya saat diskusi ‘Setelah Otonomi Khusus, Apa Lagi Jurus Untuk Papua?’, Sabtu (5/12/2020).

“Keempat persoalan ini sebenarnya secara dinamika masih terus berlanjut, karena kalau kita melihat kebijakan yang diambil pemeriksaan tidak address akar persoalan dari konflik tersebut," ujar dia.

Selain itu, lanjutnya, persoalan di Papua sekarang bukan hanya terkait dengan kekerasan aparat. Tapi juga dengan ekonomi, sosial dan budaya. Sehingga, hak-hak dasar itu merupakan bagian dari pemenuhan hak asasi manusia.

"Jika persoalan pendidikan, kesehatan itu tidak terpenuhi itu perlu dipertanyakan juga apa hak asasi manusia orang asli Papua," ucapnya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Persoalan HAM di Papua Perlu Dipersoalkan

Menurutnya, hak kesehatan sama dengan hak hidup. Sebab, kesehatan sangat berkaitan dengan hidup mati seseorang. Jika itu tidak bisa terpenuhi persoalan HAM di Papua perlu dipertanyakan.

"Hak asasi manusia jangan hanya dibatasi persoalan politik saja tapi merupakan persoalan yang berkaitan dengan ekonomi, sosial, budaya," tandasnya. 

Reporter : Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya