Liputan6.com, Surabaya - Pengamat politik dari universitas Wijaya Kusuma Umar sholahudin menyampaikan, penampilan paslon wali dan wakil wali kota Surabaya, nomor urut dua, Machfud Arifin dan Mujiaman (MAJU) lebih bervariasi pada debat publik tahap ketiga Pilkada Surabaya 2020.
Dia menuturkan, penampilan Machfud-Mujiaman yang variatif bagian dari gestur politik paslon. Hal itu menunjukan paslon menghargai proses dan tahapan pilkada Surabaya yang sedang dijalani.
"Penampilan keduanya juga menunjukan keseriusannya untuk memimpin dengan segala kemampuan yang dimiliki,” ujar dia, seperti ditulis Minggu, (6/12/2020).
Baca Juga
Advertisement
Umar mengatakan, setiap tampilan Machfud-Mujiaman memiliki makna dan pesan, seperti memakai baju daerah khas Cak Suroboyo saat deklarasi damai yang digelar KPU, itu menunjukan kecintaannya pada kota surabaya menghargai dan melestarikan ciri khas dan karakter Surabaya.
“Sedangkan untuk debat pertama dengan mengunakan kemeja putih memiliki makna keikhlasan dan kesucian dalam menjalankan amanah rakyat untuk lebih amanah dan lebih ikhlas. Dan yang menarik pula pada debat ke dua memakai kemeja putih berbalut jaket casual yang menunjukan merangkul seluruh elemen yang di antaranya adalah kalangan milenial yang 20 sampai 30 persen pemilih surabaya adalah pemilih milenial,” ujar dia.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Tampil dengan Jas Hitam
Di debat terakhir pada Sabtu malam, 5 Desember 2020 Machfud Arifin-Mujiaman tampil dengan setelan jas hitam, Umar mengatakan, itu menunjukan kesan yang berwibawa dan keteladanan pada masyarakat.
Advertisement