Kisah Terpendam Calon Bupati Kendal Menyebut Juliari Batubara

Sebelum ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, Mensos Juliari Batubara dikabarkan hendak mencabut Bansos bagi yang tak memilih calon PDIP di Pilkada.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 06 Des 2020, 12:31 WIB
Menteri Sosial (mensos) Juliari Batubara (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Kendal - Sebelum Menteri Sosial Juliari Batubara ditetapkan sebagai tersangka korupsi Bantuan Sosial (Bansos) oleh KPK, namanya sudah disebut-sebut dan langsung ngetop di daerah Kendal. Namanya disebut karena diduga ikut memuluskan kampanye calon nomor urut 3 Tino Indro Wardono dengan program Bansos itu.

Tino Indro Wardono juga sudah dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu Kendal sebab dalam sebuah rekaman , Tino mengancam akan mencoret warga yang tak memilih dirinya dari daftar penerima Bantuan Sosial Tunai (BST).

Menurut Susanto, pelapor dari Relawan Kendal (Rekan) dan Koalisi Masyarakat Kendal Kawal Pilkada Berintegritas (KMKKPB), Tino sudah menyebut nama Presiden Jokowi, PDIP dan Juliari Batubara.

"Ini sudah kampanye tidak sehat, catut-catut nama pejabat Negara yang seharusnya netral,” kata Susanto, akhir November 2020.

Bawaslu yang menerima pengaduan menyatakan masih akan meneliti dan mendalami rekaman suara yang dikatakan merupakan suara dari Tino Indro Wardono dan menyebut nama Mensos Juliari Batubara.

"Kita sudah terima aduan laporannya. Tapi kita harus meneliti dan mendalami dulu isi rekaman suaranya, termasuk mengkaji aspek pelanggaran yang ada di dalamnya", kata Komisioner Bawaslu Jawa Tengah Rofiudin di kantornya.

 

Simak video rekaman calon Bupati Kendal menyebut Juliari Batubara


Mencoret Bukan Pemilih PDIP

Menteri Sosial Juliari P Batubara tiba di Gedung KPK, Jakarta, Minggu (6/12/2020). Juliari Batubara ditetapkan sebagai tersangka dugaan menerima suap terkait pengadaan bantuan sosial COVID-19 di Kementerian Sosial usai Operasi Tangkap Tangan (OTT) pejabat Kemensos. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya, rekaman suara yang diduga Tino tersebar di masyarakat Kendal. Ia mengancam akan mencoret warga yang tak memilihnya dari daftar penerima BST.

"Itu PKH (Program Keluarga Harapan) maupun BST, bahwa mereka dapat karena dari Pusat, dari Pak Jokowi berarti kalau mereka dapat harus milih nomor 3. Kalau tidak milih nomor 3, kita tahu kita coret kita ganti, Pak," demikian yang terdengar dalam salah bagian rekamannya.

Disampaikan juga bahwa Kementerian Sosial (Kemensos) akan menambah jumlah BST di Kendal jika yang menang adalah paslon yang diusung PDIP.

"Tahap awal ini Pak Kemensos, TA (tenaga ahli)-nya beliau bilang, ini kalau Bupatinya dari PDIP, mau ditambahi terus," katanya.

Tino sendiri tak mau mengomentari polemic itu. Ia mengaku hendak membahas bersama tim suksesnya.

"Nanti saja ya, mas, ini kita masih bahas bareng tim sukses", kata Tino.

Pilkada Kendal tahun 2020 diikuti oleh tiga pasangan calon, yakni paslon nomor urut 1 Dico Ganinduto-Windu Suko Basuki yang diusung Golkar, Demokrat, PAN, PKS, Perindo.

Pasangan nomor urut 2 Ali Nurudin-Yekti Handayani yang diusung PKB, Partai Gerindra, dan Partai NasDem; serta paslon nomor urut tiga Tino Indro Wardono-Muh Mustamsikin yang diusung PDIP dan PPP. Ini bagian dari Pilkada serentak yang digelar tepat pada hari antikorupsi, 9 Desember 2020.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya