Survei SMRC: 77 Persen Warga Khawatir Penularan Covid-19 di Pilkada

Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan sekitar 77% warga khawatir tertular Covid-19 jika pilkada digelar 9 Desember 2020.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 06 Des 2020, 15:07 WIB
Ilustrasi Pilkada Serentak 2020 (Liputan6.com / Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan sekitar 77% warga khawatir tertular Covid-19 jika pilkada digelar 9 Desember 2020. Namun, mayoritas warga (64%) ingin pilkada tetap dilaksanakan agar kepala daerah memiliki mandat dari rakyat.

“Meskipun khawatir tertular Covid-19, mayoritas warga lebih ingin pilkada tetap dilaksanakan, karena berharap memiliki pemimpin daerah yang memiliki mandat dari rakyat, bukan ditunjuk oleh pemerintah” ujar Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, saat mempresentasikan temuan survei nasional SMRC bertajuk "Kesiapan Warga Mengikuti Pilkada di Masa Covid-19" secara daring,  Minggu (6/12/2020).

Menurut Deni, kekhawatiran tertular Covid-19 itu dinyatakan baik oleh mayoritas warga yang tinggal di daerah pilkada ataupun tidak tinggal di daerah pilkada.

"Persentase warga yang khawatir dengan penularan Covid di daerah pilkada 75%, hampir sama dengan warga yang daerahnya tidak ada pilkada yang mencapai 79%,” tambah Deni.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


1.201 responden

Deni menjelaskan, kecenderungan tingginya persentase warga yang khawatir dengan penularan Covid-19 ini ternyata tidak dengan sendirinya diikuti dengan tingginya harapan agar Pilkada ditunda. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas warga menganggap dampak yang ditimbulkan oleh penundaan lebih serius.

Survei SMRC dilakukan pada 18-21 November 2020 melalui wawancara per telepon terhadap 1.201 responden yang dipilih secara random. Margin of error survei diperkirakan +/-2.9%.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya