Liputan6.com, Jakarta Sudah semestinya, anak muda ikut berperan aktif dalam membantu menyelesaikan persoalan bangsa. Seperti yang dilakukan penyanyi Andini serta sahabatnya, pengusaha muda Satvika. Satvika yang lulusan Psikologi Universitas Indonesia, saat ini lebih banyak bergerak di bidang riset dan kesehatan.
Sementara Andini, penyanyi yang pernah berkolaborasi dengan musisi tuna netra, sepertinya tak pernah berhenti untuk melakukan pengembangan di bidang IoT.
“Sepertinya saya akan fokus di situ," ujar Andini dalam keterangan tertulisnya, baru-baru ini.
Baca Juga
Advertisement
Mengembangkan
Belum lama ini Andini bersama teman-temannya berhasil mengembangkan alat pengukur suhu terintegrasi. Alat itu bukan hanya merekam suhu badan, tapi juga mengambil gambar orang yang dideteksi suhu tubuhnya. Alat itu kemudian diberi merk Kayu Laut.
Kayu Laut bukan sekadar merk. Bagi Andini Kayu Laut adalah spirit untuk bergerak dalam rangka mengisi ruang pengabdian.
Dan Andini tidak puas di situ saja. Dirinya siap berkolaborasi dengan Satvika Iswara yang akan membangun sebuah yayasan. Nantinya yayasan itu bergerak di bidang riset, pengembangan teknologi berbasis kesehatan, sosial, menemani anak - anak muda yang kesepian, dan masih banyak lagi.
Advertisement
Bekerja
Akan tetapi, kendati yayasan yang akan dibentuk Andini dan Satvika belum didaftarkan atas nama perorangan, mereka tetap akan melakukan bakti sosial sebagai bentuk keseriusan, tepatnya pada pertengahan Desember.
Salah satu bentuknya dengan membagi sedikitnya 100 touchles sanitizer di berbagai wilayah, seperti Bali, Sumatera Utara dan Aceh.
“Ide membagikan touchles sanitizer dari aku. Tapi wilayah mana yang akan diberikan itu Satvika yang menentukan," ungkap Andini.
"Kenapa Bali saya pilih? Karena Bali sumber pendapatannya dari industri pariwisata, sedangkan karena pandemi, tidak ada arus masuk selancar kemarin. Membuat mereka kesulitan memenuhi protokol covid yang ideal," ungkap Satvika.
Saat disinggung mengenai Touchles Sanitizer, Andini menjelaskan itu merupakan sanitizer yang bisa mengucur sendiri dari botolnya tanpa harus memencet. Cukup mendekatkan telapak tangan ke lubang keluarnya sanitizer. Nanti cairan sanitizer itu akan muncrat sendiri ke telapak tangan.
Kenapa harus touchles (tanpa sentuh-red) ? Sebab bukan tidak mungkin penularan Corona bisa melalui botol Sanitizer. Saat memencet botol itulah terjadi kontak dengan botol yang bukan tidak mungkin mengandung virus atau bakteri.
Protokol Kesehatan
Menurut Satvika Iswara, protokol kesehatan itu sangat penting. Apalagi pandemi covid belum terlihat kapan akan berakhir. Nah di daerah-daerah kurang mendapat perhatian. Atas dasar itulah Satvika bersama Andini melakukan bakti sosial bagi bagi Touchles Sanitizer. Agar tepat sasaran mungkin akan diberikan ke gedung - gedung perkantoran.
Selesai program bagi - bagi Touchles Sanitizer mereka akan fokus merumuskan bentuk yayasan.
Advertisement