Liputan6.com, Jakarta - Provinsi Jawa Barat (Jabar) diharapkan menjadi salah satu penggerak pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi COVID-19 mengingat perputaran ekonomi di wilayah ini sangat besar.
Asisten Staf Khusus Wakil Presiden Republik Indonesia, Guntur Subagja, mengapresiasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat yang merespons cepat kebijakan pemerintah pusat dengan membentuk Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Daerah Jawa Barat (Satgas PED Jabar), selain memiliki Satgas Pemulihan Kesehatan COVID-19.
Advertisement
Satgas yang dipimpin Gubernur Jawa Barat dengan Ketua Harian Ipong Witono ini melakukan akselerasi pemulihan ekonomi bersama dinas-dinas terkait dan pemerintah kabupaten/kota di Jawa Barat.
Guntur menyatakan, Wakil Presiden (Wapres) KH Maruf Amin melakukan refocusing tugas prioritas antara lain pemberdayaan UMKM, pengembangan ekonomi syariah dan industri halal, dan pengentasan kemiskinan.
Jawa Barat, tambahnya, dapat memacu kebangkitan ekonomi dengan mendorong sektor pertanian, peternakan dan perikanan, pemulihan UMKM, dan sektor pariwisata.
"Tiga sektor ini memiliki dampak ekonomi dan dampak sosial besar, mendongkrak pendapatan dan peningkatan daya beli masyarakat," katanya dikutip dari Antara, Senin (7/12/2020).
Pemerintah pusat sudah membuat kebijakan dan alokasi dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Rp 695 triliun, lanjutnya, kebijakan pusat ini tentu akan lebih efektif ditindaklanjuti pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota.
Sebelumnya Guntur Subagja bersama Satgas PED Jabar berkunjung ke Ciamis dan Pangandaran Jawa Barat, pada Jumat - Sabtu(4-5/11/2020) untuk menggali informasi dan memetakan kondisi ekonomi daerah yang terdampak pandemi COVID-19.
Ketua Satgas PED Jabar Ipong Witono menyatakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melakukan berbagai inovasi untuk mempercepat pemulihan ekonomi daerah Jabar yang diharapkan diikuti kabupaten/kota di Jawa Barat.
Selain berdialog dengan para pelaku UMKM dan pariwisata juga berkunjung ke korporasi petani milik Bumdes dan Gapoktan, PT Mitra Desa Pamarican, Kabupaten Ciamis.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ekonomi Diprediksi Baru Benar-Benar Pulih di Semester II 2021
Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Darmawan Junaidi memprediksi permintaan (demand) kredit pada sektor perbankan masih akan belum pulih 100 persen di awal 2021.
Darmawan memandang, proses vaksinasi yang rencananya dilakukan di awal tahun depan belum tentu akan langsung memulihkan kegiatan perbankan. Bahkan untuk ekonomi nasional secara umum, yang diperkirakannya baru akan benar-benar pulih di semester II 2021.
"Kita lihat demand (kredit) belum pulih, bahkan masih ada potensi melambat di 2021. Itu jadi challenging di 2021, walaupun kita sudah mengharapkan adanya recovery dengan adanya ekspektasi vaksin itu akan efektif," ujarnya dalam sesi teleconference, Rabu (2/12/2020).
"Dan kita harapkan memang paling tidak di semester II 2021 kita sudah bisa melihat track yang positif untuk pemulihan perekonomian secara nasional," dia menambahkan.
Sebelumnya, pemerintah tetap memandang optimis pencapaian ekonomi pada kuartal III 2020 meski pertumbuhannya terkontraksi 3,49 persen. Itu membuat Indonesia resmi resesi untuk pertama kali sejak 1999 akibat pertumbuhan ekonomi negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyatakan, ada bermacam indikator positif di tengah pertumbuhan ekonomi yang minus tersebut. Oleh sebabnya, ia berkeyakinan ekonomi Indonesia tetap bisa tumbuh di level 5 persen pada 2021 mendatang.
"Pertumbuhan (ekonomi) kami tetap punya optimisme, tetap dengan angka sekitar 5 persen. Mudah-mudahan bisa kita capai," ujar Suharso beberapa waktu lalu..
Optimisme itu diluncurkannya lantaran pergerakan ekonomi pada kuartal ketiga lalu tetap berhasil tumbuh secara kuartalan dari triwulan II 2020, yakni positif 5,05 persen.
"Jadi ini data yang baik. Dengan demikian pertanyaannya adalah, bagaimana kita menyambut tahun 2021," ungkap Suharso.
Advertisement