Kembangkan Keuangan Syariah, BRI Danareksa Sekuritas Luncurkan D'One Syariah

BRI Danareksa Sekuritas berkomitmen menjadi agen pertumbuhan ekonomi terbaik di Indonesia.

oleh Tira Santia diperbarui 07 Des 2020, 11:43 WIB
Danareksa.

Liputan6.com, Jakarta - PT BRI Danareksa Sekuritas meluncurkan syariah online trading system dengan nama Danareksaonline Syariah atau D'One Syariah. Peluncuran ini untuk mendorong dan mengembangkan keuangan syariah di pasar modal Indonesia.

“Kita memang memiliki rekam jejak yang panjang, kami telah hadir bersama dengan Bursa Efek Indonesia dan bahkan sebelumnya melalui Danareksa Group kami telah banyak sekali hadir dalam pertumbuhan pasar modal Indonesia,” kata Direktur Utama PT BRI Danareksa Sekuritas Friderica Widyasari Dewi dalam “Sharia investment gaining momentum in indonesia economic recovery, Senin (7/12/2020).

Ia menegaskan, melalui rekam jejak pengalaman melalui pasar modal tersebut, BRI Danareksa Sekuritas berkomitmen menjadi agen pertumbuhan ekonomi terbaik di Indonesia. Komitmen terbaru diwujudkan dengan meluncurkan layanan D'One Syariah.

Menurutnya, pandemi covid-19 berdampak parah terhadap perekonomian Indonesia. Ta terkecuali dengan pasar modal Indonesia. Namun saat ini, dengan adanya program pemulihan ekonomi nasional maka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai merangkak kembali.

Ia juga mengatakan, dari sisi syariah yang cukup menarik adalah pernyataan dari Inggris mengenai pengembangan keuangan syariah. Inggris merupakan pusat pengembangan syariah dunia, dan Inggris mengatakan bagaimana peran islamic finance dalam ekonomi recovery pasca Covid-19.

“Itu luar biasa, memang islamic finance selalu mengedepankan beberapa hal yang baik dalam situasi saat ini, contohnya di islamic finance itu mengedepankan equity risk share instrument seperti utang obligasi, dan mengedepankan etika dalam pengembangan investasinya,”ujarnya.

Kemudian Islamic Finance juga mengedepankan berbagai inovasi dari traditional banking. Menurutnya kini semua orang banyak membicarakan tentang keuangan syariah, baik di perbankan maupun di pasar modal.

“Saat ini dari 708 emiten di Bursa efek Indonesia, 444 emitennya sudah saham syariah atau sekitar 64 persennya sudah saham Syariah, 52 persen dari market kapitalisasi saham Syariah, 66 persen volume transaksi saham Syariah, 67 persen frekuensi transaksi saham Syariah,” ujarnya.

Demikian BRI Danareksa Sekuritas akan fokus dalam pengembangan ritel dan pengembangan Syariah di pasar modal Indonesia, itulah alasan pihaknya meluncurkan Syariah online trading system “D'One Syariah”.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Jokowi: Produk Ekonomi Syariah Indonesia Bakal Diminati Jepang dan AS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan sambutan saat penyerahan Daftar Isian Penyelenggaraan Anggaran (DIPA) 2017 dan Anugerah Dana RAKCA 2016 bagi Daerah Berkinerja Baik di Istana Negara, Jakarta, Rabu (7/12). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis terhadap prospek sistem ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Menurut dia, potensi produk ekonomi/keuangan dan industri syariah sangat menjanjikan. Bahkan telah digemari oleh banyak penduduk dari negara non-muslim besar dunia, seperti Jepang dan Amerika Serikat (AS).

"Ekonomi dan keuangan syariah masih memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Tidak hanya diminati oleh negara dengan mayoritas penduduk muslim, tapi juga oleh negara-negara lain seperti Jepang, Thailand, hingga Amerika Serikat," ujarnya saat membuka Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2020 secara virtual, Rabu (28/10/2020).

"Indonesia dengan penduduk muslim terbesar di dunia harus menangkap peluang ini. Sekali lagi, harus menangkap peluang ini," tekan Jokowi.

Jokowi menjelaskan, akseletasi percepatan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional merupakan bagian dari transformasi menuju Indonesia maju, serta upaya menjadikan Indonesia sebagai pusat rujukan ekonomi syariah global.

Pemerintah disebutnya telah memiliki Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS). Komite itu dibentuk untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah, dengan strategi besar melakukan penguatan halal value chain.

"Pengembangan ekonomi syariah yang berbasis sektor riil, padat karya, dan industri halal juga sangat potensial. Untuk memperluas penyerapan tenaga kerja dan membuka peluang usaha baru," kata Jokowi.

Selain itu, ia menambahkan, Indonesia juga punya banyak produk halal unggulan seperti produk makanan, kosmetik, hingga fashion. Untuk bidang fashion, Jokowi punya cita-cita menjadikan Indonesia sebagai pusat fashion muslim terbesar di dunia.

"Sayangnya, potensi yang besar dalam industri halal ini juga belum kita manfaatkan dengan baik. Karena itu upaya pengembangan yang integrated dan komprehensif perlu terus kita lakukan. Ekosistem industrinya perlu dibenahi, regulasinya harus efisien, SDM-nya juga hsrus dipersiapkan dengan baik," imbuh Jokowi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya