Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan infrastruktur di Batam terus dipercepat. Diantara sejumlah proyek strategis nasional diantaranya perbaikan dermaga Pelabuhan Batu Ampar dan pelebaran jalan yang ditarget selesai dalam kurun enam bulan ke depan.
Kepala Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) sekaligus Wali Kota Batam Muhammad Rudi, mengatakan di akhir taun ini proyek pembangunan nasional di pastikan maksimal.
Advertisement
"Hari ini saya sengaja ingin meninjau proyek-proyek pembangunan. Mengingat saat ini sudah memasuki akhir tahun. Dimana proses pelebaran jalan ini dibuka dengan akses dari Pelabuhan Bongkar muat menuju Batam Center. Selanjutnya jalan yang berada di pinggir pantai (Ocarina,) ini menuju kawasan Bengkong Sadai," jelas Rudi saat peninjauan , Senin (7/12/2020).
Lebih lanjut kata Rudi, BP Batam sudah menyiapkan anggaran dan perencanaan untuk melakukan pembangunan ini. Dan pagi ini kita meninjau sejauh mana pelaksanaannya. Dan saya ingin pastikan pembangunannya bisa betul-betul mendekati sempurna.
Untuk Proyek Perbaikan Dermaga selatan Batu AmparSumber dana BNPB BP Batam sebesar Rp 21.059.868.531,76. Proyek pengerjaan Tander PT. Laju Nusantara Indonesia dengan waktu pelaksanaan 180 hari.
Selanjutnya di pelabuhan Batu Ampar ini, nantinya akan dibuat sebagai pelabuhan yang memiliki standar internasional. Untuk itu, jalan dan akses keluar dan masuknya harus diperbaikin terlebih dahulu, sambil menunggu pembangunan pelabuhan itu sendiri.
Selain itu, Rudi juga mengatakan pihaknya juga menggesa pembangunan terausan jalan pelabuhan ke kawasan Industri Kota Batam mulai Jalan Yos Sudarso, Batuampar hingga Nongsa dan Kawasan Marina.
Jalan tersebut rencana akan dibangun lima lajur di setiap jalurnya. Pembangunan jalan di kawasan tersebut, kata dia, sebagai pelancar akses keluar masuk kendaraan menuju dan dari Pelabuhan Batuampar.
"Untuk saat ini kita tambah satu lajur dulu, tapi sudah sekalian disiapkan untuk dibangun lima lajur," ujarnya.
Rudi mengaku pembangunan infrastruktur jalan di kawasan tersebut sebagai pendukung menjadikan Pelabuhan Batuampar sebagai Pelabuhan Internasional khusus bongkar muat peti kemas.
Selain itu untuk pusat kota Muhammad Rudi, mengatakan akan dibangun jalur pesepeda dari Bundaran Madani hingga Jembatan Bengkong Sadai. Jalan yang berada di Pasir Putih dan juga akan dilengkapi jalur pesepeda.
"Untuk jalur sepeda, kita bangun sepanjang jalan dengan lebar 2 meter, jalan utama dibangun lima lajur, ruang terbuka hijau 1,5 meter, pedestrian 2 meter di masing-masing jalur, serta median jalan 3 meter," ujarnya.
Kemudian Rudi berharap, dengan penataan jalan tersebut pembangunan Batam makin cepat dan masyarakat makin nyaman berkendara.
"Yang terpenting estetika Kota Batam makin memesona. Dan bisa menunjang Batam sebagai kota pariwisata," kata Rudi.
Untuk jalan yang dikerjakan PT Multi Sindo Internasional itu, anggarannya mencapai Rp 23.590.632.000 dengan waktu pelaksanaan 180 hari kalender. Adapun sumber dana berasal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negera (APBN) 2020.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pemrov Kepri dan BP Batam Kembangkan Kawasan Maritim di Pulau Galang
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Riau (Kepri) bersama BP Batam menandatangani Nota Kesepahaman tentang Pengembangan Kawasan Maritime City di [Pulau Galang](Pulau Galang ""). Penandatanganan dilakukan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau TS Arif Fadhillah dan Anggota Bidang Pengelolaan Kawasan Investasi BP Batam, Sudirman Saad.
Penandatanganan ini juga disaksikan oleh Pjs. Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Bahtiar Baharuddin dan Plh. Kepala BP Batam, Purwiyanto.
Bahtiar Baharuddin mengatakan, sebanyak 96 persen wilayah Provinsi Kepulauan Riau adalah laut dan 4 persen sisanya merupakan daratan. Dari total wilayah tersebut kontribusi terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) hanya 38 persen saja.
“Saya sudah diskusi dengan masyarakat setempat, baik para nelayan dan warga, kami temukan beberapa masalah dalam pengelolaan hasil laut. Jadi dengan Nota Kesepakatan ini, kami harapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kepri,” kata Bahtiar, Selasa (1/12/2020).
Bahtiar menilai, industri yang telah ada di Batam belum mampu menampung potensi perikanan di Provinsi Kepulauan Riau. “Jadi melalui konsep pengembangan industri maritim Galang ini, kami yakin mampu menumbuhkan optimisme, khususnya para nelayan. Karena ini manfaatnya akan terasa langsung kepada mereka,” ujar Bahtiar.
Ruang lingkup perjanjian ini mencakup, penyiapan studi pendahuluan, konsolidasi dan sinkronisasi pengadaan, persiapan regulasi, serta pengalokasian lahan untuk sarana dan prasarana yang mendukung program.
Advertisement