Liputan6.com, Jakarta - Hoaks menjadi masalah di masyarakat dunia saat ini. Apalagi penyebarannya semakin masif di semua kelompok usia.
Tak hanya lewat media sosial, namun penyebaran hoaks juga melalui aplikasi percakapan. Topiknya pun beragam, mulai dari politik, ekonomi hingga kesehatan yang makin mencuat seiring pandemi virus corona covid-19 tahun ini.
Advertisement
Hoaks tersebar melalui banyak cara, dan tak sedikit karena kelalaian kita yang tidak menyaringnya terlebih dahulu. Selain itu ada juga yang sengaja menyebarkannya untuk membuat keresahan di masyarakat.
Yang pasti hoaks selalu merugikan karena merupakan kabar yang tak jelas dan tidak berdasarkan fakta. Lalu apa saja penyebab orang menyebarkan hoaks?
Berikut alasan orang menyebar hoaks seperti dilansir Instagram @jabarsaberhoaks yang dikelola Diskominfo Jabar:
Saksikan video pilihan berikut ini
Alasan 1 dan 2
1. Pengakuan / eksistensi
Memiliki keinginan untuk diakui sehingga merasa bangga saat menjadi penyebar informasi pertama atau jadi yang paling up to date, padahal belum tentu benar informasinya.
Selain itu merasa bahwa informasi tersebut bermanfaat, sehingga merasa perlu menyebarkannya meski belum mengetahui kebenarannya.
2. Profit
Biasanya orang-orang yang menyebarkan hoaks ini dibayar untuk menjadi sebuah profesi (buzzer). Selain itu berada dalam situasi tertentu, biasanya hoaks yang disebar dapat menguntungkan dia atau kelompoknya.
Advertisement
Alasan Selanjutnya
3. Provokasi
Menyebarkan hoaks dengan tujuan melakukan sindiran atau sarkas terhadap kelompok tertentu. Mengambil keuntungan dari sebuah konflik dengan cara mengadu domba.
Menyebar hoaks juga bisa mempengaruhi penilaian, pola pikir untuk individu atau masyarakat. Selain itu untuk menimbulkan kecemasan dan menguasai perilaku.
4. Propaganda
Biasanya orang menyebar hoaks karena alasan politis sehingga bisa menjatuhkan lawan politik. Selain itu penyebaran hoaks juga bertujuan untuk mempengaruhi dan mengontrol massa.
Selain itu menyebar hoaks digunakan untuk menjatuhkan sebuah negara.
Alasan Terakhir
5. Bentuk partisipasi
Ada tiga faktor penyebabnya yakni iseng: semakin viral semakin banyak dibagikan. Lalu suka berbagi tapi malas membaca, katanya: "bebas berekspresi." Kemudian yang ketiga adalah fanatisme: isi konten sesuai dengan pandangan dia dan kelompoknya.
Advertisement