Penuhi Standar Internasional, STMIK Primakara Raih Sertifikasi ISO

Kampus IT ternama di Denpasar meraih penghargaan dua sertifikat sekaligus dari ISO. Ya, Kampus STIMIK Primakara menjadi salah satu kampus IT terbaik di Indonesia.

oleh Dewi Divianta diperbarui 08 Des 2020, 01:30 WIB
STIMIK Primakara Raih Sertifikasi ISO (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Liputan6.com, Denpasar Kampus IT ternama di Bali STMIK Primakara mampu meraih dua sertifikat ISO yakni ISO 9001:2015 dan ISO 21001:2018. Dua sertifikasi ISO ini sebagai upaya Technopreneurship Campus ini terus melakukan pembenahan secara internal organisasi dan meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan sebagai salah satu kampus IT top di Indonesia.

Putri Anugrah Cahya Dewi selaku Sekretaris Pusat Penjaminan Mutu STMIK Primakara menjelaskan Sertifikat ISO 9001:2015 dan ISO 21001:2018 ini didapatkan dari Lembaga sertifikasi PT. Decra Group Indonesia pada November 2020. ISO 9001:2015 merupakan sertifikasi internasional untuk sistem manajemen mutu. Tujuan dari ISO 9001:2015 untuk meningkatkan standar mutu di STMIK Primakara agar dapat meningkatkan kepuasan baik kepuasan stakeholder maupun pihak berkepentingan.

"Salah satu target STMIK Primakara adalah tersertifikasi internasional (ISO). Untuk mencapai target tersebut, kami sudah mempersiapkan diri kurang lebih selama 1 tahun sampai pada bulan STMIK Primakara tersertifikasi," kata Cahya Dewi di Denpasar, Senin (7/12/2020).

Sementara, Ketua STMIK Primakara, Made Artana menjelaskan sertifikasi tersebut baru dimiliki oleh beberapa perguruan tinggi di Indonesia. ISO ini memiliki nama resmi Educational Organisation Management System (EOMS). "Jadi (ISO ini menilai) sistem manajemen untuk organisasi pendidikan atau sistem manajemen untuk perguruan tinggi," kata Artana.

Ia melanjutkan berkaitan dengan sistem menejemen, ISO ini melihat semua hal di perguruan tinggi seperti pengelolaannya harus sudah sesuai dengan standar internasional. "Nah itu yang sulit untuk memenuhinya dan di Bali sepertinya belum ada yang punya. Tapi di Indonesia, kata providernya baru belasan yang punya ISO itu," ucap Artana.

"Standar internasional itu banyak. Misalnya contohnya bikin soal saja tidak boleh sembarangan dosennya. Soalnya harus dikalibrasi dulu, soalnya harus merujuk kepada kompetensi yang dituju," kata Artana yang pernah menyabet Juara I Penggerak Wirausaha Muda Berprestasi Tingkat Nasional tahun 2017 dan peraih CYEA (Creative Young Entrepeneur Award) dari Junior Chamber International ini.

 


Raih ISO dengan Banyak Perjuangan

Menurutnya, dalam upaya mendapatkan sertifikat ISO ini, pihaknya telah mengeluarkan banyak pengorbanan. Maka dari itu, jika tidak didukung dengan komitmen maka akan sangat sulit diterapkan, terlebih ISO 21001:2008.

Salah satunya yakni menyangkut ketersediaan dana, karena berbagai sarana dan prasarana harus disesuaikan dengan standar ISO tersebut. Kemudian yang kedua juga ada tuntutan dari manajemen SDM juga banyak sekali. Dengan adanya penerapan ISO tersebut, tuntutan STMIK Primakara terhadap menajemen SDM bertambah tinggi jika dibandingkan dengan sebelum menerapkan ISO.

"Jadi itu bisa (diterapkan) kalau memang ada komitmen yang pertama dari manajemennya, pimpinannya, ketuanya, yayasannya. Yang kedua ya harus didukung tataran manajemen. Kalau tidak kita akan melakukan ini bersama-sama," ucap pria yang pernah menyabet penghargaan The Most Outstanding Development Officer dan The Best Development Officer dari JCI Asia Pasific Development Council itu.

Artana menuturkan keberadaan pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) memaksa banyak orang untuk tidak bergerak, diam pada posisinya, bekerja lebih ke dalam dan bahkan ada beberapa yang berhenti sama sekali.

"Kita sedang memanfaatkannya momen pandemi ini. Jadi momen pandemi kan mahasiswa tidak ada, biasanya kita cukup sibuk melayani mahasiswa. Sekarang kita melayani secara online. Nah di sini lah kita punya banyak waktu. Jadi kita manfaatkan itu untuk melakukan pembenahan di berbagai bidang," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya