Liputan6.com, Cilacap - Pandemi Covid-19 memicu perubahan radikal di berbagai bidang. Di dunia pendidikan misalnya, kini nyaris seluruh sekolah hingga perguruan tinggi menerapkan kelas daring, alias belajar jarak jauh. Salah satunya Sekolah Tinggi Manajemen Ilmu Komputer atau STMIK Komputama Majenang, Cimanggu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Pun dengan ekonomi. Laju perubahan perilaku konsumen semakin cepat karena pandemi, di samping perkembangan IT yang luar biasa. Tren pasar berubah begitu cepat, dan kini nyaris semuanya bisa digapai dengan gawai di tangan.
Di satu sisi, kondisi ini membuat sebagian pelaku ekonomi, seperti petani dan UMKM tergagap. Namun, di sisi lain perubahan tren pasar ini adalah peluang untuk pelaku pasar melek teknologi.
Baca Juga
Advertisement
“Tren pasar berubah dengan cepat, dan itu harus direspons oleh pelaku ekonomi,” kata Martin Tri Santoso, salah satu pemateri dalam Seminar Nasional dengan tema ‘Menumbuhkan Minat Mahasiswa dalam Berwirausaha dan Produktif di Era New Normal' yang digelar di Kampus 1 STMIK Komputama Majenang, Cimanggu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (5/12/2020).
Menurut dia, generasi muda, termasuk mahasiswa STMIK Komputama yang berada di bawah naungan Yayasan Elbayan Majenang, Cilacap memiliki peran strategis lantaran lebih responsif terhadap perkembangan teknologi. Di sisi lain, banyak pelaku ekonomi yang terseok-seok mengikuti perkembangan zaman yang begitu cepat.
Ketua STMIK Komputama Majenang Ahmad Irfangi, MM mengatakan kampus telah mendorong mahasiswa berwirausaha dan memanfaatkan masa pandemi Covid-19 dan era baru atau new normal ini.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Pendampingan IT Petani dan UMKM
Dia yakin, kemampuan mahasiswa lebih dari cukup untuk mengambil peran untuk menyikapi perubahan perilaku masyarakat. Lebih penting lagi, mahasiswa juga didorong untuk mengenalkan dan membantu masyarakat yang butuh pendampingan di bidang IT.
“Dampaknya ke segala bidang. Secara institusi kami membantu masyarakat dengan berbagai program pendampingan,” kata Irfangi.
Pendampingan itu di antaranya, dengan menginisiasi marketplace atau platform jual beli dalam jaringan khusus untuk produk-produk pedesaan. Pengembangan marketplace khusus produk pedesaan itu dilakukan mempertimbangkan fakta bahwa masyarakat pinggiran lebih banyak menjadi konsumen, ketimbang produsen.
Padahal, menurut dia, banyak produk lokal yang memiliki potensi besar. Terlebih, kini jarang penyedia barang atau jasa yang menyediakan produk khas pedesaan.
“Keberadaan kami di Majenang, yang katakanlah masih berada di pinggiran adalah tantangan bagaimana kita juga berkembang bersama masyarakat,” Irfangi menjelaskan.
Marketplace yang sedang dikembangkan itu bernama Elka, yang berarti Elbayan-Komputama. Elbayan adalah nama yayasan yang menaungi STMIK Komputama.
“Sementara ini memang masih berupa toko online. Ini terus dikembangkan oleh mahasiswa-mahasiswa kami memanfaatkan fasilitas laboratorium,” ucapnya.
Advertisement
Program Studi STMIK Komputama Majenang
Sejalan dengan itu, STMIK Komputama juga melakukan pendampingan ke masyarakat desa untuk mulai menggunakan internet untuk hal positif dan yang pasti berpotensi menghasilkan. Selain itu, STMIK juga aktif mendampingi pemerintah desa untuk memanfaatkan IT untuk pelayanan publik.
“Pemanfaatan teknologi akan sangat bermanfaat untuk mempercepat layanan dan agar tata kelola pemerintah lebih efisien,” ujarnya.
STMIK Komputama memiliki dua jurusan, yakni Program S1 Sistem Informasi dan Program S1 Teknik Informatika.
Program studi Sistem Informasi mengajarkan landasan ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi informasi dalam suatu organisasi. Kurikulum program studi sistem informasi bersifat khas, karena dibangun di atas tiga bidang, yaitu komputer, manajemen dan bisnis.
Adapun Program Studi Teknik Informatika merupakan disiplin ilmu, yang pada dasarnya merupakan kumpulan disiplin ilmu dan teknik yang secara khusus menangani masalah transformasi atau pengolahan fakta-fakta simbolik (data) dengan memanfaatkan seoptimal mungkin teknologi komputer.