Liputan6.com, Jakarta - Tahun 2020 akan memiliki bab khusus dalam buku sejarah dunia. Pandemi Virus Corona COVID-19 memberikan dampak ke segala lini kehidupan dan menciptakan normal baru seperti bekerja dari rumah.
Tak ada yang menyangka COVID-19 akan separah ini. Pada Januari 2020, WHO masih berkata COVID-19 tidak menular antarmanusia, namun kini berkumpul di tempat ramai sudah tidak disarankan.
Advertisement
2020 juga merupakan tahun penutup pemerintahan Presiden Donald Trump setelah kalah dalam Pilpres Amerika Serikat.
Pada tahun terakhirnya, Trump masih berseteru dengan China hingga mendamaikan Israel dengan negara-negara Arab. Perdamaian itu mengundang nominasi Nobel Perdamaian dan kontroversi.
Selengkapnya, berikut ini 6 peristiwa yang mengguncang dunia yang terangkum dalam Kaleidoskop 2020 kanal Global Liputan6.com:
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
1. Pandemi COVID-19
Pada 6 Februari 2020, Liputan6.com mengabarkan bahwa jumlah kasus COVID-19 di dunia hanya 28.334 orang. Mayoritas pasien berasal China, kemudian ada Jepang yang mencatat 45 kasus.
Kedatangan COVID-19 awalnya dianggap enteng berbagai pemimpin negara. Donald Trump berkata virusnya akan hilang pada April, sementara Menteri Kesehatan Terawan sempat bersikeras tidak ada COVID-19 di Indonesia.
Pada Maret 2020, China menyanggah bahwa COVID-19 berasal dari negara mereka, meski kasus ini awalnya dideteksi di Wuhan.
Saat ini, kasus COVID-19 di seluruh dunia sudah mencapai 67,5 juta kasus.
Selengkapnya dapat dibaca pada kumpulan berita terkait COVID-19 di tautan ini.
Advertisement
2. AS Vs China
Perang dagang antara AS dan China bisa dibilang mereda akibat COVID-19. Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping bahkan sempat saling telepon untuk membahas pandemi pada Maret 2020.
Kemesraan itu ternyata cepat berlalu karena COVID-19 tidak kunjung reda. Donald Trump akhirnya menjuluki virus itu sebagai "Kung-Flu" hingga "Wabah China."
Donald Trump turut marah kepada WHO. Ia menuding WHO menyebar misinformasi China. Cekcok ini berujung pada keluarnya AS dari WHO pada Mei 2020.
Donald Trump bahkan meminta PBB untuk menuntut China.
"Pemerintah China dan WHO yang dikendalikan China memberikan deklarasi palsu bahwa tak ada bukti penularan antar-manusia. Kemudian, mereka memberikan klaim palsu bahwa orang-orang tanpa gejala tak bisa menyebarkan virus ini," kata Trump pada September 2020.
"PBB harus menuntut tanggung jawab dari China atas tindakan-tindakan mereka," tegasnya.
Selengkapnya dapat dibaca pada kumpulan berita terkait perang dagang AS vs China di tautan ini.
3. Israel Mesra dengan Negara Arab
Presiden Donald Trump berhasil mendamaikan Israel dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain. Kesepakatan ini dinamakan Perjanjian Abraham (Abraham Accord).
Palestina protes keras terhadap perjanjian itu, tetapi pemerintah AS terus berencana mengajak negara Timur Tengah lain untuk ikut berdamai dengan Israel.
Donald Trump meraih nominasi Nobel Perdamaian berkat perjanjian damai tersebut.
Selengkapnya dapat dibaca pada kumpulan berita terkait Israel mesra dengan negara Arab di tautan ini.
Advertisement
4. Korsel Vs Korut
Hubungan Korea Selatan dan Korea Utara sempat panas pertengahan 2020. Korut bahkan sampai meledakan kantor komunikasi di perbatasan. Tak hanya itu, pihak Korut menyetop jalur telepon dengan petinggi Korea Selatan.
Konflik keduanya terjadi akibat Korut geram dengan aksi aktivis Korsel di perbatasan. Pasalnya, para aktivis kerap menyebar selebaran anti-Korut di perbatasan.
Korut balas dendam dengan menyebar selebaran tandingan ke Korsel. Foto Presiden Moon Jae-in lantas menjadi sasaran.
Hubungan kedua negara perlahan membaik setelah Korsel berjanji akan menegakan aturan terkait tindakan aktivis di perbatasan.
Selengkapnya dapat dibaca pada kumpulan berita terkait hubungan Korsel dengan Korut di tautan ini.
5. Perang Armenia Vs Azerbaijan
Saat dunia sibuk berperang melawan COVID-19, pasukan Azerbaijan dan Armenia bentrok di wilayah Nargorno-Karabakh.
Perang antar kedua negara terjadi pada akhir September 2020. Azerbaijan berhasil mengambil alih beberapa desa dari kekuasaan Armenia.
Dunia internasional turut angkat bicara. Menlu AS Mike Pompeo meminta konflik dihentikan, Rusia juga meminta ada gencatan senjata, sementara Turki cenderung memihak Azerbaijan.
Gencatan senjata sulit ditegakan. Pernah sekali gencatan senjata dilanggar padahal baru berjalan 5 menit.
Pada 9 November, kesepakatan damai berhasil diteken. Namun, rakyat Armenia tidak puas karena kesepakatan damai itu dianggap kemenangan bagi Azerbaijan.
Selengkapnya dapat dibaca pada kumpulan berita terkait perang Armenia vs Azerbaijan di tautan ini.
Advertisement
6. Pilpres AS 2020
Tahun 2020 ditutup dengan berakhirnya era Donald Trump. Ia kalah di pilpres AS melawan mantan wakil presiden Joe Biden.
Pemilu AS tahun ini adalah yang paling besar dalam sejarah. Joe Biden meraup 80 juta suara, sementara Donald Trump mendapat 74 juta suara.
Donald Trump menyebut ada kecurangan karena tahun ini ada sekitar 100 juta orang yang memilih lebih awal via surat pos.
Hingga kini, kubu Trump masih berusaha melakukan hitung ulang dan gugatan ke pengadilan, namun sejauh ini tak ada hasil memuaskan.
Ia berjanji akan mengakui kemenangan Joe Biden setelah ada keputusan dari electoral college.
Selengkapnya dapat dibaca pada kumpulan berita terkait Pilpres AS 2020 di tautan ini.