Cadangan Devisa Turun 3 Bulan Berturut-turut, Rupiah Ditutup Melemah

Selama 3 bulan berturut-turut cadangan devisa negara berkurang sebanyak USD 3,6 miliar dan turut berdampak ke nilai tukar rupiah.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Des 2020, 15:45 WIB
Sejumlah uang kertas rupiah ditunjukkan petugas di Bank BUMN, Jakarta, Selasa (17/4). Rupiah hari ini diperdagangkan dengan kisaran Rp 13.766 -Rp 13.778 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sore ini ditutup melemah 5 poin ke level Rp 14.110 dari penutupan sebelumnya di level Rp 14.115. Meski begitu, pada perdagangan Rabu diperkirakan mata uang garuda dibuka menguat sebesar 10-30 point di level Rp 14.090-Rp14.140.

Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan secara internal pelemahan rupiah dipicu laporan cadangan devisa Indonesia yang mengalami penurunan sebesar USD 100 juta. Sehingga pada akhir November 2020 lalu cadangan devisa negara menjadi USD 133,6 miliar.

"Nominal cadangan devisa Indonesia lebih rendah dari yang diperkirakan bakal naik dan mencapai USD 136,2 miliar pada November 2020," kata Ibrahim kepada wartawan, Jakarta, Selasa (8/12).

Ibrahim menuturkan, selama 3 bulan berturut-turut cadangan devisa negara berkurang sebanyak USD 3,6 miliar. Bahkan selama 2 bulan sebelumnya, cadangan devisa mengalami penurunan USD 1,7 miliar dan USD 1,8 miliar. Sementara di bulan Agustus, cadev mencetak rekor tertinggi sepanjang masa USD 137 miliar.

Dalam waktu yang bersamaan vaksin Covid-19 produksi Sinovac telah tiba di tanah air. Vaksin asal China ini langsung dibawa ke PT Bio Farma (Persero).

Sementara itu, pelaksanaan vaksinasi masih harus melalui tahapan evaluasi dari Badan POM. Tujuannya untuk memastikan aspek mutu dan efektivitas dan fatwa MUI untuk aspek halal.

"Penurunan cadangan devisa tiga bulan secara beruntun dan kelanjutan kapan vaksin akan didistribusikan dan bisa digunakan untuk masyarakat telah menahan penguatan mata uang rupiah dalam penutupan sore ini," tutur Ibrahim.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sisi Eksternal

Aktivitas penukaran uang dolar AS di gerai penukaran mata uang asing PT Ayu Masagung, Jakarta, Kamis (19/3/2020). Nilai tukar Rupiah pada Kamis (19/3) sore ini bergerak melemah menjadi 15.912 per dolar Amerika Serikat, menyentuh level terlemah sejak krisis 1998. (merdeka.com/Imam Buhori)

Sementara itu dari sisi eksternal penguatan dolar dipicu Kongres di Amerika Serikat yang telah siap untuk memberikan suara minggu ini pada langkah pendanaan. Sisi lain saat ini juga waktunya memberi anggota parlemen lebih banyak waktu untuk menegosiasikan rencana stimulus darurat virus corona.

"Pemerintah Amerika Serikat kemungkinan akan menuntaskan kesepakatan stimulus baru yang bisa bernilai sekitar USD 908 miliar," kata dia.

Selain itu, Ketua DPR Nancy Pelosi dan Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell berharap untuk melampirkan paket bantuan virus korona baru ke tagihan pengeluaran omnibus USD 1,4 triliun. Ini harus disahkan Kongres pada hari Jumat ketika pendanaan untuk lembaga pemerintah Amerika Serikat berakhir.

Kesepakatan stimulus baru sangat dibutuhkan karena California memberlakukan pembatasan Covid-19. Pembatasan tidak berlaku bagi semua sektor kecuali infrastruktur darurat dan operasi ritel di daerah yang paling parah dilanda diperintahkan untuk ditutup. Larangan makan di restoran dalam ruangan juga menjulang di New York City.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com


Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya