Pengusaha: Gangguan Keamanan Berpotensi Ancam Pemulihan Ekonomi

Tahun 2020 menjadi tahun yang cukup berat bagi seluruh lapisan masyarakat di tanah air, khususnya para pengusaha.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Des 2020, 17:45 WIB
Suasana gedung bertingkat nampak dari atas di kawasan Jakarta, Senin (7/11). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III 2016 mencapai 5,02 persen (year on year). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Tahun 2020 menjadi tahun yang cukup berat bagi seluruh lapisan masyarakat di tanah air. Kondisi serupa juga dialami para pelaku usaha yang bergerak di sektor konstruksi, khususnya di industri baja ringan.

Seperti diketahui, di awal tahun, sebelum berakhirnya gempuran baja ringan impor yang massif, pandemi Covid-19 merebak. China sebagai salah satu produsen terbesar baja dunia yang menjadi sumber penyebaran virus corona, menghentikan aktivitas industrinya. Namun kondisi ini juga sulit dimanfaatkan para pelaku usaha baja dalam negeri.

Supplay dan demand dalam negeri saat pandemi terganggu akibat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Proyek-proyek infrastruktur sebagian besar terhenti. Pabrik banyak yang berhenti beroperasi. Dampaknya perekonomian terpuruk.

Sekjen Asosiasi Roll Forming Indonesia (ARFI), Nicolas Kesuma mengakui, tantangan di 2020 memang sangat berat. Bahkan menurutnya, dampak perekonomian di tahun ini lebih berat dari dampak krisis ekonomi tahun 1998 silam.

“Tantangan di tahun 2020 ini sangat berat. Bahkan beberapa teman-teman (pengusaha-red) sendiri itu mengatakan bahwa tahun 2020 ini efek pandemi lebih parah dari 1998 (krisis ekonomi-red),” terang Nicolas di Jakarta, Selasa (8/12/2020).

Sejak pertengahan tahun, pemerintah sendiri telah berupaya melakukan pemulihan ekonomi nasional. Semua sektor industri yang mampu membangkitkan perekonomian didorong untuk kembali berproduksi. Berbagai bantuan stimulan digelontorkan untuk menggerakkannya dengan harapan ekonomi bangsa bisa stabil kembali.

“Untuk itu pemerintahan Presiden Joko Widodo membentuk Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional (Satgas PEN) dibawah komando Menko Perekonomian, bapak Airlangga Hartarto. Tim khusus ini bertugas untuk memulihkan perekonomian bangsa. Jadi semua sektor industri itu dibangkitkan kembali untuk mendorong roda perekonomian,” terang Nicolas lagi.

Para pelaku usaha sendiri tidak tinggal diam. Berbagai inovasi dilakukan untuk dapat meningkatkan utilitas produksi mereka. Namun demikian, Nicolas menjelaskan, hal yang paling penting di penghujung tahun 2020 ini dari kacamata Sekjen ARFI ini adalah adanya faktor-faktor Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi (PEST).

Nico menjelaskan, faktor ini yang sangat krusial untuk dijaga bersama seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Insiden-insiden yang dinilai berpotensi mengganggu stabilitas keamanan dan ketertiban, khususnya yang terjadi di Ibukota, yang bisa berdampak pada proses pemulihan ekonomi di tahun 2021 harus bisa dihindari. Hal ini dinilai sangat penting guna membangun optimisme para pengusaha yang sangat mengharapkan adanya rebound di tahun 2021 mendatang.

“Khususnya stabilitas politik sangat Krusial dalam pertumbuhan Ekonomi. Di samping kita tetap optimis dalam bidang usaha, stabilitas negara pun wajib kita dukung penuh khususnya kepada aparat TNI POLRI yang menjaga stabilitas NKRI dari ancaman pihak manapun.

"Makanya ini saya bilang analisis PEST. Politik, Ekonomi, baru kita masuk ke Sosial. Ketika politik ini tidak stabil, ekonomi juga pasti akan tidak stabil. Nah efeknya kepada sosial ini. Jadi semua komponen analisis ini berkaitan. Baru kemudian kita lihat faktor teknologi jangan sampai digunakan untuk hal-hal yang negatif,” terang Nicolas lagi.

Secara general, Nicolas menjelaskan, ARFI selaku asosiasi manufaktur mendukung penuh kepada Negara, khususnya TNI-Polri agar menjaga stabilitas kondisi NKRI yang lebih aman dan kondusif karena kondusifitas inilah yang akan membantu dalam upaya mendongkrak ekonomi bangsa.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


1,2 Juta Vaksin Covid-19 Sinovac Tiba, Pengusaha Optimis Ekonomi Cepat Pulih

Sampel vaksin COVID-19 nonaktif di Sinovac Biotech Ltd. Beijing, China. (Xinhua/Zhang Yuwei)

Dunia usaha optimis percepatan pemulihan ekonomi nasional akan berjalan dengan baik, lantaran sudah tiba 1,2 juta vaksin Sinovac di Indonesia pada 6 Desember 2020.

"Ditengah kegelisahan dan kekhawatiran pelaku usaha ada secercah harapan dimana tadi malam vaksin covid 19 telah tiba ditanah air sebanyak 1,2 juta dosis dari Tiongkok buatan Sinovac dan akan menyusul 15 juta vaksin," kata Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang, Senin (7/12/2020).

Menurutnya, dengan adanya vaksin ini pemerintah akan mempersiapkan program vaksinasi secara nasional bertahap setelah melalui tahapan dan prosedur BPOM.

Selain itu, tibanya vaksin covid 19 pengusaha merasa lega dan optimis akan percepatan pemuilihan ekonomi nasional. Akhir akhir ini psikologi pelaklu usaha sudah sangat terganggu melihat jumlah yang terkapar semakin tinggi.

"Namun dengan datangnya vaksin covid-19 ditanah air ada keyakinan dan kepercayaan bahwa tahun depan ekonomi kita perlahan akan mulai menggeliat dan tumbuh positif," ujarnya.

Tidak hanya itu, psikologi masyarakat akan pulih kembali tidak merasa ketakutan keluar rumah dalam melaksanakan berbagai aktivitasnya, serta kelas menengah kita yang selama ini menyimpan uangnya akan mulai berinvestasi dan berbelanja yang akan meningkatkan daya beli atau konsumsi rumah tangga.

"Kami mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk mendukung dan mensukseskan vaksinasi covid-19 untuk keselamatan dan kesehatan kita semua serta masa depan ekonomi kita," katanya.

Dengan suksesnya Vaksinasi ini tentu akan meningkatkan kepercayaan pasar dan investor untuk segera masuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Sehingga para karyawan yang terkena PHK dan dirumahkan dapat bekerja kembali dan yang menganggur juga memiliki kesempatan mendapatkan pekerjaan.

Hampir 9 bulan ekonomi kita terpuruk dan stagnan  yang mengakibatkan daya beli masyarakat menurun derastis, pengusaha terpaksa melakukan PHK bahkan banyak UMKM yang bertumbangan.

Demikian Sarman mengajak kepada para pengusaha yang memiliki kemampuan agar dapat mensukses program vaksinasi secara mandiri, bahkan melalui program CSR dapat membantu masyarakat disekitarnya untuk vaksin covid-19 secara mandiri sehingga program pemerintah ini dapat lebih cepat dan merata.


Infografis Ekonomi Indonesia di Tengah Wabah Corona

Infografis Ekonomi Indonesia di Tengah Wabah Corona (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya