Liputan6.com, Jakarta Pemerintah telah mengucurkan anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di sektor kesehatan sebesar Rp 96,17 triliun. Dari jumlah tersebut, alokasi terbesar untuk belanja penanganan Covid-19 senilai Rp 42,19 triliun.
Sementara itu, sebanyak 727,4 ribu tenaga kesehatan (nakes) telah mendapatkan insentif. Totalnya Rp 7,69 triliun. "Akumulasi realisasi pembayaran tenaga kesehatan per 2 Desember 2020 mencapai Rp7,69 triliun," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani, Selasa (8/12/2020).
Advertisement
Selain insentif tenaga kesehatan, pemerintah juga telah merealisasikan santunan kematian bagi 200 tenaga kesehatan yang meninggal dunia. Totalnya mencapai Rp 0,06 triliun.
Pemerintah juga mengalokasikan dana untuk program bantuan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebesar Rp 4,11 triliun. Ada 47,2 juta orang yang ditanggung.
"Jadi iurannya dibayar oleh pemerintah, dengan ini kami memenuhi kebutuhan dasar kesehatan rakyat Indonesia yang layak. Kami berharap warga bisa sehat, produktif, dan sejahtera," ujar Sri Mulyani.
Di tengah pandemi Covid-19 ini, anggaran juga sudah direalisasikan untuk Gugus Tugas Covid-19 sebesar Rp 3,22 triliun.
Sisanya, sebesar Rp35,1 triliun dialokasikan untuk cadangan program vaksinasi dan Perlindungan Sosial (Perlinsos) untuk tahun 2021 mendatang.
"Alokasi untuk cadangan program vaksinasi dan perlinsos itu termasuk Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran/Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran (SILPA) 2020 yang di-earmark," tutupnya.
Adapun Kementerian Kesehatan telah menggelontorkan Rp637,3 miliar untuk pengadaan 3 juta dosis Vaksin Sinovac dan 100 ribu dosis vaksin Cansino. Pengadaan vaksin Covid-19 ini direncanakan akan dilakukan hingga tahun 2022.
Pemerintah telah mengimpor 1,2 juta vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech yang didatangkan dari China, pada Minggu malam, 6 Desember lalu.
Reporter: Rifa Yusya Adilah
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Ini
Karyawan dan Pengusaha Yakin Vaksinasi COVID-19 Jadi Titik Balik Pemulihan Ekonomi
Masyarakat meyakini program vaksinasi COVID-19 nantinya dapat menjadi titik balik pemulihan ekonomi nasional. Beragam profesi, mulai dari pilot sampai pengusaha batik, menaruh harapan besar agar vaksinasi bisa segera dilakukan. Mereka yakin, vaksinasi bisa menggeliatkan perekonomian nasional terutama sektor pariwisata.
Pemilik Rumah Batik Maranatha di Lasem, Jawa Tengah, Priscilla Renny, mengaku sangat bersemangat menanti vaksin COVID-19 agar dapat segera ditemukan dan diproduksi. Baginya, vaksinasi merupakan titik terang agar usahanya bisa kembali normal seperti sebelum pandemi melanda.
Wajar bagi Renny untuk menaruh harapan besar terhadap vaksinasi. Selama pandemi COVID-19, pemasukan dari bisnis batiknya anjlok sampai 70 persen. Apalagi, Renny harus tetap memikirkan nasib karyawan-karyawannya yang juga perlu menghidupi keluarga.
"Saya sangat merindukan suasana seperti sebelum pandemi. Vaksin mungkin yang akan jadi titik terang bagi kami untuk lebih bersemangat lagi. Dari situ, mungkin orang akan lebih banyak berkumpul, menjalankan aktivitas seperti semula, kami bisa pameran lagi," kata Renny dalam Dialog Produktif bertema ‘Vaksin: Harapan Kembali Produktif’ yang digelar di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), yang berlangsung pada Rabu 2 Desember 2020.
Ia mendukung program vaksinasi yang kini tengah disiapkan pemerintah. Renny juga berharap masyarakat bisa menerima vaksinasi serta mengesampingkan informasi hoaks dan mitos mengenai vaksinasi. "Saya sangat mendukung sekali jika memang ada vaksin," ujar Renny.
Advertisement