Liputan6.com, Jakarta - Tanaman hias belakangan ini masih jadi ramai dibicarakan orang, salah satunya 'janda bolong'. Tanaman berwarna hijau dengan bentuk daunnya yang bolong-bolong pun belum berhenti menyita perhatian.
Baru-baru ini, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pun memberikan penjelasan tentang 'janda bolong'. "Tanaman janda bolong memiliki warna dan bentuk daun yang menarik, wajar saja beberapa bulan ini menjadi primadona, khususnya bagi para penggemar tanaman hias," tulis LIPI melalui akun @lipiindonesia, 4 Desember 2020.
Baca Juga
Advertisement
Harganya yang dapat mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah, membuat tanaman ini masuk ke dalam deretan tanaman mahal 2020. Menurut peneliti Botani dari Pusat Penelitian Biologi LIPI, Ina Erlinawati, janda bolong merupakan anggota suku Araceae (talas-talasan) dari marga Monstera.
"Asal tumbuhan janda bolong adalah dari Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Penyebarannya meliputi Belize, Bolivia, Brazil, Columbia, Costa Rica, Ecuador, El Salvador, French Guiana, Guatemala, Guyana, Honduras, Lesser Antiles, Mexico, Nicaragua, Panama, Peru, Suriname, Trinidad & Tobago, Venezuela," imbuh akun tersebut.
Di alam, lanjut LIPI, tumbuhan janda bolong merupakan tumbuhan semi epifit atau tumbuhan yang akarnya tetap sampai tanah, merambat, dan menempel pada tumbuhan lain, pada intensitas cahaya yang rendah. Pada lingkungan dengan kelembapan tinggi, tumbuhan ini dapat berbunga sepanjang tahun, namun umumnya berbunga pertama kali saat usianya mencapai tiga tahunan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Daun Bolong
Disebutkan, budidaya tumbuhan janda bolong relatif mudah, karena tumbuhan ini dapat dilakukan dengan setek batang. Pada awalnya, potongan batang yang masih berdaun, bisa diletakkan dalam wadah yang berisi air, hingga muncul akar-akar yang banyak.
"Setelah berakar banyak, baru dipindahkan ke media tanah yang mempunyai porositas bagus. Seperti jenis-jenis Araceae yang lain, tumbuhan ini juga menyukai lingkungan yang lembap, tanah berpori dengan drainase yang baik, intensitas sinar matahari yang sedang dan jangan sampai terpapar sinar matahari dalam waktu yang relatif lama," tulis akun LIPI lagi.
Menurut seorang warganet, sebenarnya namanya bukan janda bolong, tapi daun bolong atau rondo bolong. Namun, orang lebih banyak menyebutnya dengan janda bolong.
"Sebenarnya namanya bukan janda / rondo bolong. Orang dl mengatakan daun itu Ron , pada itu do dan lubang itu bolong, jadi klu di gabung Ron do bolong,= daunne pada bolong. Tp orang sekarang menamakannya Rondo/janda bolong😅. Itulang asal muasal nama rondo/janda bolong," jelas warganet.
"bener sekali ini, orang pada nggak paham bahasa daerah, seenaknya aja kasih nama," tulis akun yang lain ikut memberkan dukungan. "menurut saya anda betuul," kata akun yang lain.
Advertisement