Bukan Jamannya Lagi Ngegas Sebelum Matikan Mesin, Ini Alasannya

Ada banyak kebiasaan yang dilakukan para pemilik kendaraan, baik mobil ataupun motor sejak dulu dan sulit dihilangkan. Salah satunya ngegas sebelum mesin dimatikan.

oleh Arief Aszhari diperbarui 09 Des 2020, 12:07 WIB
Ilustrasi mesin mengalami overheat. (istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Ada banyak kebiasaan yang dilakukan para pemilik kendaraan, baik mobil ataupun motor sejak dulu dan sulit dihilangkan. Salah satunya ngegas sebelum mesin dimatikan.

Melakukan kebiasaan tersebut karena dianggap ampuh untuk mensirkulasikan pelumasan mesin ataupun membersihkan ruang bakar.

Padahal, jika melansir laman resmi Hyundai Indonesia, kebiasaan itu sebenarnya tidak diperlukan dan bahkan tidak disarankan karena bisa menimbulkan kerusakan dalam jangka panjang.

Menggeber atau ngegas sebelum mematikan mesin tidak diperlukan karena mesin masa kini sudah menggunakan komputer atau ECM (Engine Control Module), yang sudah mengatur berbagai sistem pada mesin, salah satunya sirkulasi pelumasan.

Apalagi di mesin yang dilengkapi dengan turbo, sangat tidak disarankan untuk menggeber sebelum mematikan mesin karena akan menyebabkan turbo terlalu panas.

Pasalnya, komponen turbo sejatinya tidak boleh terlalu panas sebelum dimatikan, agar tidak menyebabkan kerusakan.

Dengan begitu, sangat disarankan seusai menggunakan mobil dengan jarak jauh atau jangka panjang, terutama pada mesin turbo, untuk didiamkan beberapa saat sebelum dimatikan, agar suhu mesin bisa turun menuju suhu yang lebih dingin.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Ini Waktu dan Biaya yang Dibutuhkan untuk Rekondisi Airbag

Airbag menjadi salah satu fitur keselamatan pada kendaraan yang sangat penting. Komponen ini, menjadi faktor yang cukup berpengaruh bagi pengendara ataupun penumpang, untuk memperkecil risiko mengalami luka parah atau kematian saat terjadi kecelakaan.

Dengan fungsinya yang sangat penting ini, apakah airbag wajib diservis secara berkala?

Melansir laman resmi Hyundai Indonesia, apabila airbag sudah meledak maka tidak bisa diservis. Rekondisi yang dilakukan adalah dengan menutup kembali permukaan dasbor yang pecah.

Caranya, dengan memanfaatkan part asli bawaan kendaraan itu sendiri. Disebutkan, perbaikan tersebut makan waktu tiga sampai empat hari.

Bicara biaya, sebagai contoh kemudi yang airbag-nya sudah meledak dan dilakukan rekondisi. Urusan ongkos, rekondisi dasbor dan kemudi, biayanya sekitar Rp 1,5 juta tergantung mobilnya.

Pada dasarnya tidak ada patokan resmi kapan airbag harus mendapat perawatan rutin layaknya komponen lain. Namun, bukan berarti airbag merupakan kategori komponen free maintenance.


Infografis Peta Kerawanan Pilkada Serentak 9 Desember 2020

Infografis Peta Kerawanan Pilkada Serentak 9 Desember 2020. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya