Rahasia Inggris Bisa Jadi Negara Pertama Suntik Vaksin Virus Corona COVID-19

Inggris menjadi negara pertama yang menyuntik vaksin COVID-19 secara massal. Mereka janji akan bantu dunia agar mendapat akses vaksin.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 10 Des 2020, 10:35 WIB
Pemandangan Piccadilly Circus di London, Inggris (18/3/2020). PM Inggris Boris Johnson pada Rabu (18/3) mengatakan seluruh sekolah akan ditutup mulai Jumat (20/3) setelah otoritas kesehatan mengonfirmasi total 2.626 kasus infeksi COVID-19 dan 104 kematian akibat penyakit tersebut. (Xinhua/Tim Irelan

Liputan6.com, London - Inggris menjadi pertama di dunia yang gelar vaksinasi massal dari vaksin COVID-19. Mereka menggunakan vaksin buatan Pfizer pada Selasa, 11 Desember 2020.

"Hari ini adalah langkah maju yang besar dalam perjuangan kita melawan virus corona. Memiliki vaksin yang efektif adalah cara terbaik untuk melindungi mereka yang paling rentan, menyelamatkan puluhan ribu nyawa," ujar Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, dalam keterangan resmi, Rabu (9/12/2020). 

Vaksin Pfizer bisa langsung dipakai di Inggris meski baru sampai pekan lalu. Inggris mampu menjadi negara pertama yang menggelar vaksin berkat otoritas kesehatan yang bekerja ketat dan efisien, sehingga vaksin Pfizer bisa langsung digunakan. 

Vaksin diperiksa oleh Medicines and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA) di Inggris. 

"Tidak ada tahapan dalam proses pengembangan vaksin yang tidak dilewati dan CEO MHRA telah menjelaskan bahwa sama sekali tidak ada jalur alternatif yang diambil dalam menyetujui vaksin Pfizer/BioNTech. Semua harus melewati proses yang sudah ditetapkan," jelas Dubes Inggris.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Prioritas Vaksin COVID-19

Orang-orang berjalan dengan mengenakan masker dan membawa tas belanjaan di Regent Street, setelah pelonggaran pembatasan virus corona COVID-19 menyusul berakhirnya kebijakan penguncian nasional atau lockdown kedua di Inggris, di London, Sabtu (5/12/2020). (AP Photo/Alberto Pezzali)

Komite Bersama Vaksinasi dan Imunisasi Inggris (JCVI) telah menyarankan agar vaksin pertama-tama diberikan kepada mereka yang tinggal di panti jompo (care home) berikut stafnya. 

Selanjutnya adalah orang-orang yang berusia di atas 80 tahun dan pekerja kesehatan dan sosial, kemudian kepada penduduk lainnya dalam urutan usia dan risiko.

Dubes Inggris juga menjelaskan bahwa distribusi vaksin tidak mudah. Sekadar informasi, perlu alat pendingin khusus untuk menaruh vaksin Pfizer yang butuh suhu minus 70 derajat Celsius.

"Mendistribusikan vaksin adalah upaya dan tantangan yang luar biasa. Sekarang bukan waktunya untuk melupakan fakta bahwa kita membutuhkan upaya global--karena tidak ada satu negara, dan tidak ada perusahaan farmasi, yang dapat melakukannya sendirian," ucapnya.


Sambut Indonesia di COVAX

Menlu RI, Retno Marsudi bersama Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus di Jenewa, Swiss (Foto: Kementrian Luar Negeri RI via: Kemlu.go.id)

Dubes Inggris Owen Jenkins turut menyambut Indonesia yang telah bergabung ke advance market dari COVAX Facility. Dengan ini, Indonesia bisa mendapatkan vaksin untuk tiga sampai 20 persen populasi. 

Fasilitas COVAX adalah aliansi negara dan mitra yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang mengumpulkan sumber daya untuk mempercepat penemuan, pembuatan, dan distribusi vaksin yang adil terhadap satu miliar orang.

"Permohonan Indonesia untuk bergabung dengan COVAX berarti Indonesia akan memiliki akses langsung ke ilmu pengetahuan global terbaik, ujar Dubes Jenkins. 

Inggris merupakan salah negara penyumbang terbesar di COVAX. Inggris menyumbang seperlima dari total dana global untuk vaksin, terapi dan tes melalui COVAX ACT-Accelerator -sejumlah US$ 1 miliar (Rp 14 Triliun).

Inggris pun menyerukan negara lain untuk berkontribusi lebih banyak, guna membantu memastikan akses global terhadap inovasi yang bisa menyelamatkan nyawa manusia. 


Infografis COVID-19:

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya