Liputan6.com, Semarang - Uang Rp20.000 mendadak viral di media sosial di Sragen. Viralnya sejak sebelum pelaksanaan pemungutan suara Pilkada Sragen 2020, Rabu (9/12/2020).
Hasil penelusuran Liputan6.com, peristiwa bermula ketika ada ada warga yang mengetahui bagi-bagi uang di Kota Sragen. Mereka mengaku menerima uang Rp10.000 supaya mencoblos kotak kosong.
Tak mau kalah, di Kecamatan Tanon ternyata ada warga yang mengaku menerima Rp20.000 untuk mencoblos calon bupati petahana.
Akun Facebook Widiefritiani kemudian memposting foto uang Rp20.000 di Grup Kumpulan Warga Sragen (KWS) dengan caption, “Ada apa dengan 20ribu.”.
Baca Juga
Advertisement
Postingan Widiefritiani pada Selasa (8/12/2020) itu mendapat 135 komentar warganet. Sebagian warganet lalu menanggapi postingan itu dengan canda.
“Pemilih cerdas, jangan mau disuap. Kalau suapnya banyak baru mau,” tulis akun Anto Sul.
Simak video pilihan berikut
Misteri Bandar Judi?
Akun Yudhi Putrane MbahPanem memposting tangkapan layar status WhatsApp di medsos tentang serangan fajar Pilkada Sragen 2020.
“Info tadi pagi pas saya bangun tiba-tiba ada yang gedor pintu. Pintu saya buka dengan keadaan saya belum siap, Mas Fajar sudah menyerang dan saya tangkis. Mas Fajar menyerang dengan menggunakan senjata tajam jenis kertas ada nominal Rp20.000. Sekian terima kasih itu tragedi.”
Postingan itu serta merta disambut gegap gempita,
“Rp20.000 keno nggo ngebaki tangki motor,” komentar akun Eddy Ppkd Belonsat.
Sejumlah warga di Kota Sragen membenarkan ada yang menerima uang Rp10.000 supaya mencoblos kotak kosong. Di Kecamatan Tanon, terdapat warga yang menerima Rp20.000 untuk mencoblos calon bupati petahana.
“Di sini satu suara dihargai Rp20.000. Kami tidak tahu dari mana asal uang itu,” kata salah satu warga.
Ia menduga ada botoh atau bandar judi yang ikut bermain sehingga berusaha jagonya menang.
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sragen, Dwi Budhi Prasetyo, belum mendapat laporan dari masyarakat terkait dugaan praktik politik uang.
“Tidak ada laporan. Silakan lapor ke Bawaslu jika menemukan praktik money politics dalam Pilkada Sragen 2020,” kata Dwi.
Advertisement