Liputan6.com, Jakarta - Banjir melanda sejumlah daerah di Aceh. Banjir merusak rumah-rumah dan berbagai prasarana insfrastruktur. Banjir dilaporkan terjadi di Aceh Utara, Aceh Selatan, juga Aceh Timur.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melaksanakan pendataan tanggul-tanggul yang jebol dan longsor, kemudian melaksanakan penanganan darurat. Wakil Menteri PUPR John Wempi Wetipo mengatakan penanganan darurat harus cepat dituntaskan.
"Penanganan darurat bisa selesai sebelum dua minggu," katanya di sela peninjauan bencana banjir di Aceh, Rabu (9/12/2020).
Baca Juga
Advertisement
Selain bendungan yang jebol, kata dia, banjir di Aceh terjadi karena tanggul di bibir sungai sudah banyak yang jebol sehingga air mengalir ke jalan-jalan dan pemukiman.
John mengatakan pihak balai wilayah sungai (BWS) sudah bergerak untuk melakukan penanganan meski banjir di beberapa daerah belum surut menjadi kendala. Penangaan bekerja sama dengan Pemerintah Provinis Aceh.
Aceh Selatan
Hingga Selasa malam, sebanyak 50 unit rumah warga di Desa Lhok Raya, Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh terendam banjir dengan ketinggian mencapai 50 sentimeter.
“Kedalaman air di perkampungan lebih kurang 50 sentimeter,” kata Kapolres Aceh Selatan AKBP Ardanto Nugroho, diwakili Kapolsek Trumon Ipda Adrizal, di Aceh Selatan, dilansir Antara.
Banjir terjadi setelah kawasan itu dilanda hujan lebat sejak beberapa hari terakhir, sehingga menyebabkan aliran sungai di daerah tersebut meluap ke pemukiman warga.
Meski sudah menggenangi pemukiman, kata Adrizal, masyarakat di daerah itu masih memilih bertahan di rumah masing-masing dan belum mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Selain itu, banjir juga menerjang Desa Cot Bayu, Kecamatan Trumon, Kabupaten Aceh Selatan, dengan ketinggian air mencapai sekitar 80 sentimeter.
Namun, kata Ipda Adrizal, banjir yang melanda desa itu belum memasuki perkampungan warga, namun merendam ruas jalan menuju ke desa setempat.
Akibat bencana alam tersebut, akses masyarakat, termasuk siswa yang akan berangkat ke sekolah ikut terganggu.
Guna mengatasi gangguan transportasi, pihaknya bersama TNI sebanyak satu unit perahu karet milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Selatan juga sudah dioperasikan di lokasi, guna membantu masyarakat yang terdampak banjir.
Saksikan Video Berikut Ini
Jembatan dan Rumah Rusak
Sebanyak 42 unit rumah warga dan 17 unit jembatan rusak akibat banjir yang melanda Kabupaten Aceh Timur, menurut Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) dalam laporan data kerusakan terbaru pada Selasa sore.
"Dampak material 39 unit rumah rusak berat, dua unit rusak sedang dan satu unit rusak ringan. Sedangkan 17 unit jembatan rusak berat," kata Kepala Pelaksana BPBA Sunawardi dalam laporan kondisi terakhir di Kota Banda Aceh.
Ia menjelaskan akibat curah hujan dengan intensitas tinggi di Aceh Timur sejak Rabu (2/12), menyebabkan luapan air sungai Pereulak dan Arakundo sehingga merendam ribuan rumah warga di 266 desa dalam 19 kecamatan di Aceh Timur.
Meliputi Kecamatan Peureulak Timur, Julok, Peudawa, Birem Bayeun, Sungai Raya, Indra Makmur, Peurelak, Ranto Peurelak, Pante Bidari, Idi Tunong, Nurussalam, Peureulak Barat, Idi Rayeuk, Darul Ihsan, Madat, Darul Aman, Simpang Ulim, Banda Alam dan Darul Falah.
Korban yang terdampak mencapai 86.724 jiwa dalam 25.641 kepala keluarga (KK). Kemudian, seorang remaja atas nama Lia Rahmadani (14) dilaporkan meninggal dunia akibat terseret arus banjir.
Kondisi terakhir, kata Sunawardi, debit air di sejumlah kecamatan sudah surut. Ketinggian air sudah turun menjadi 10-50 centimeter. Bahkan, puluhan ribu warga yang sempat mengungsi juga sudah kembali ke rumahnya.
Kata dia, pengungsian hanya tersisa di delapan desa Kecamatan Pereulak Barat, dengan total pengungsi 1.961 jiwa dalam 488 KK.
"Keadaan masyarakat di lokasi Banjir maupun di lokasi pengungsian masih aman terkendali," katanya lagi.
Sepanjang Desember 2020, BPBA mencatat terdapat enam kabupaten/kota yang dilanda banjir akibat curah hujan tinggi seperti Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Timur, Aceh Utara, Kota Subulussalan, Simeuleu dan Kota Lhokseumawe.
Advertisement