Catatan Pilkada Tasikmalaya: Ratusan Petugas KPPS Reaktif Covid-19 hingga Saling Klaim Kemenangan

Pilkada Tasikmalaya telah usai, namun ada beberapa catatan mengenai pesta demokrasi lima tahunan itu di kota santri Tasikmalaya.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 10 Des 2020, 09:25 WIB
Beberapa petugas KPPS tengah mendata beberapa pasien yang akan memberikan hak pilihnya di Pilkada Tasikmalaya, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Jakarta Pesta demokrasi rakyat lima tahunan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tasikmalaya, Jawa Barat telah usai. Sejak kemarin Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Tasikmalaya mulai melakukan perhitungan, baik quick count atau hitungan cepat, maupun real count.

Namun selama 24 jam terakhir, ada beberapa cacatan menarik yang berhasil dihimpun Liputan6.com di lapangan, selama pesta demokrasi itu berlangsung di kota santri Tasikmalaya. Berikut beberapa catatan mengenai pernak-pernik Pilkada Tasikmalaya 2020.

1. 245 Petugas KPPS Reaktif Covid-19

Ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) terdeteksi reaktif covid-19.

Sebanyak 245 petugas KPPS yang terdiri dari 220 petugas KPPS serta 25 hansip, akhirnya melakukan isolasi mandiri.

Penemuan itu diketahui, setelah komisi pemilihan umum daerah Tasikmalaya melakukan rapid test pada 4-5 Desember lalu, terhadap 38.160 petugas yang akan diterjunkan dalam pilkada Tasikmalaya 2020. Walhasil, mereka akhirnya melakukan isolasi mandiri, sementara yang bebas reaktif, kembali menjalankan tugas.

2. Puluhan Pasien Covid-19 Gagal Nyoblos

Sebanyak 39 calon pemilih yang positif Covid-19 memilih untuk tidak memberikan hak suaranya. Ada berbagai macam alasan mereka gagal nyoblos.

Mulai dari kesulitan teknis pencoblosan, karena tengah melakukan isiolasi, hingga kekhawatiran penyebaran Covid-19 yang semakin meluas Covid-19. Mereka akhirnya lebih memilih melakukan isolasi mandiri di rumah sakit, dan tidak memberikan hak suaranya pada pencoblosan kemarin.

3. Ratusan Warga Binaan Lapas Tasik Gagal Nyoblos

Selain pasien Covid-19, sebanyak 109 warga binaan lembaga pemasyarakatan (lapas) kelas II B, Tasikmalaya, gagal memberikan hak suaranya pada ajang demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serantak kemarin.

Ketua KPUD kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Zam Zam Jamaludin mengatakan, perbedaan lokasi lapas yang berada di kota Tasikmalaya, menjadi pertimbangan KPUD Tasikmalaya, tidak memprioritaskan suara mereka.

"Sepertinya seperti itu (perbedaan lokasi), warga binaan tidak memberikan hak pemilihnya untuk mencoblos," ujarnya kemarin.

Ia berharap dengan tidak masuknya suara dari para warga binaan di lapas, tidak mengurangi antusis warga, dalam menyukseskan pilkada Tasikmalaya.

"Kemudian jumlah yang banyak juga cukup jauh untuk ke TPS di wilayah Tasik," kata dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Bilik Suara

Ketua Bawaslu Kabupaten Tasikmalaya Dodi Juanda tengah memberikan keterangan kepada wartawan mengenai himbauan untuk tidak melakukan deklarasi klaim kemenangan lebih awal di Pilkada Tasikmalaya, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

4. Bilik Khusus

Dibanding pilkada sebelumnya, pelaksanaan pencoblosan pilkada Tasikmalaya kali ini, memang terbilang rumit seiring adanya kewajiban mengikuti protokoler kesehatan pencegahan Covid-19.

Pelaksanaan pilkada yang berlangsung saat pandemi Covid-19 mengganas, membuat KPU Tasikmalaya berjibaku, salah satunya bilik khusus yang diperuntukan bagi calon pemilih yang memiliki riwayat suhu tubuh di atas 37 derajat selsius.

Setelah dilakukan tes suhu tubuh para calon pemilih, mereka yang memiliki suhu tubuh di atas 37,3 derajat, diwajibkan melakukan pencoblosan di dalam bilih khusus, tanpa harus masuk ke ruang Tempat Pemungutan Suara (TPS).

5. Penyiapan Petugas Khusus Penjemput Pemilih Pasien Covid-19

Pelaksanaan Pilkada Tasikmalaya yang berlangsung saat pandemi Covid-19, membuat petugas KPPS menyiapkan sejumlah terobosan, agar seluruh aspirasi suara pemilih,bisa tersalurkan dengan optimal.

Salah satunya dengan penyiapan petugas khusus yang diperuntukan khusus penjemputan, terutama bagi pemilih yang terdeteksi Covid-19. Mereka bakal melakukan jemput bola dengan terlebih dahulu melakukan konfirmasi kesiapan melalui video conference, terhadap calon pemilih.

Sementara bagi mereka yang kesulitan, calon pemilih bisa mewakilkan kepada pihak keluarganya untuk memberikan hak pilihnya, dengan catatan tidak boleh serumah dengan pasien positif yang tengah menjalani isolasi.

7. Diikuti 4 Calon

Pilkada Tasikmalaya tahun ini diikuti empat pasang, yakni nomor urut 1 Azies Rismaya Mahpud-Haris Sanjaya, pasangan incumbent nomor urut 2 Ade Sugianto-Cecep Nurul Yakin.

Kemudian pasangan nomor urut 3 Cep Zamzam Dzulfikar Nur-Padil Karsoma yang berasal dari perseorangan atau independen serta pasangan nomor urut 4 Iwan Saputra-Iip Miftahul Faoz.

Mereka memperebutkan dukungan suara dari 1.368.156 jiwa pemilih, yang tersebar di 3.740 TPS yang berada di 39 kecamatan seluruh kabupaten Tasikmalaya.

8. Saling Klaim Kemenangan

Setelah melaksanakan quick count atau perhitungan cepat yang dilakukan KPU Tasikmalaya, serta sejumlah lembaga survei. Dua calon peserta Pilkada Tasikmalaya yakni Nomor urut 2 pasangan Ade Sugiarto - Cecep Nurul Yakin, serta nomor urut 4 saling klaim kemenangan.

Diawali dengan deklarasi klaim kemenangan yang dilakukan pasangan nomor 4 Iwan Saputra-Iip Miptahul Paoz, hingga membuat suasana politik kota santri Tasikmalaya memanas. Pun demikian di kantor sekretariat gabungan tim pemenangan nomor urut 2, terjadi kerumunan massa dalam jumlah banyak yang mengklaim kemenangan.

Hingga akhirnya bawaslu kabupaten Tasikmalaya menghimbau seluruh peserta pilkada Tasikmalaya untuk menahan diri, dan meminta seluruh pendukung serta simpatisan untuk menghormati hasil perhitungan resmi yang akan disampaikan KPU Tasikmalaya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya