Gojek Apresiasi Mitra Pengemudi yang Viral Bantu Pengendara Vespa

Gojek telah memberikan penghargaan Driver Jempolan pada mitra pengemudi Atang Saputra yang sempat viral di media sosial.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 10 Des 2020, 11:04 WIB
Ilustrasi mitra pengemudi Gojek, Atang Saputra, yang kerap membantu orang lain di jalan. (Foto: Gojek)

Liputan6.com, Jakarta - Gojek baru saja memberikan penghargaan Driver Jempolan pada Atang Saputra. Sosok Atang sempat viral pekan lalu di media sosial karena membantu pengendara Vespa yang mengalami kendala teknis dengan membelikannya bensin tanpa meminta biaya.

Aksi Atang itu diungkap melalui cuitan pengendara yang ditolongnya dan langsung mengundang reaksi simpati para warganet. Karenanya, Atang yang berasal dari Cimahi Selatan ini langsung menjadi perhatian di media sosial.

Untuk itu, Gojek melalui penghargaan Driver Jempolan ini turut memberikan handphone, atribuat baru, beserta saldo GoPay pada Atang. Penghargaan itu disebut merupakan apresiasi Gojek atas hal baik dan inspiratif yang sudah dilakukannya.

"Sikap terpuji ini mewakili sikap segenap mitra driver Gojek, dan kami harap akan semakin banyak cerita inspiratif yang kami dengar dari masyarakat tentang mitra driver kami yang merupakan Penjaga Amanah," ucap Distric Head Gojek Bandung Raya, Cut Emyra Fadhila dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (10/12/2020).

Atang yang bergabung sebagai mitra pengemudi Gojek sejak 2017 ini memang dikenal sebagai pria sederhana dan memiliki jiwa sosial. Bahkan, sosoknya itu sudah dikenal lua sesama mitra pengemudi di Bandung Raya.

"Atang orang baik, sering bantu-bantu mitra driver lain. Membelikan kopi atau makanan buat mitra lainnya sudah jadi kebiasaan, dan kalau ada mitra atau masyarakat yang mengalami mogok kendaraannya, dia dengan sukarela membantu bahkan sampai membelikan bensin," ujar mitra pengemudi Gojek Bandung, Indra M.N.

Menanggapi kisahnya yang viral, Atang mengaku sebenarnya tidak berharap menjadi viral. Menurutnya, perbuatan baik merupakan tindakan yang harus dilakukan dan menjadi ibadah baginya.

"Terima kasih kepada Gojek atas apresiasi yang diberikan. Saya tidak berharap menjadi viral, karena perbuatan baik adalah tindakan yang memang harus dilakukan dan ibadah buat saya. Semoga apa yang saya lakukan bisa menginspirasi semua orang untuk melakukan perbuatan baik, apalagi di tengah situasi pandemi seperti ini," tuturnya.


Gojek Edukasi Antikekerasan Seksual di Ruang Publik

Gojek mulai uji coba penerapan sekat pelindung di layanan GoRide. (Sumber: Gojek)

Sebelumnya, Gojek bersama dengan Hollaback! Jakarta dan Kolektif Advokat untuk Kesetaraan Gender (KAKG) meluncurkan inisiatif edukasi online tentang antikekerasan seksual untuk jutaan mitra driver. Peluncuran ini sekaligus dilakukan dalam momen peringatan "16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP)."

"Edukasi preventif merupakan kunci bagi seluruh pihak untuk bisa bersama-sama menciptakan budaya aman di ruang publik," ungkap VP Public Affairs Gojek, Astrid Kusumawardhani, dalam keterangan resminya seperti dikutip pada Selasa (8/12/2020).

"Dengan pengetahuan yang memadai, setiap individu dapat berkontribusi menciptakan ruang aman sekaligus berperan aktif melawan kekerasan seksual dalam bentuk apapun."

Bekerja sama dengan Hollaback! Jakarta, Gojek mengembangkan dua modul pelatihan baru yang dapat diakses oleh jutaan mitra driver secara online melalui fitur Tips Pintar pada aplikasi driver:

1. Kenali dan Hindari Kekerasan Seksual: modul yang berisi pengetahuan tentang jenis-jenis kekerasan seksual yang kerap muncul di lingkungan terdekat, serta langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari atau melawan jenis kekerasan tersebut.

2. Kenali Proses Rujukan Kasus Kekerasan Seksual: modul yang berisi pengetahuan terkait langkah-langkah yang dapat dilakukan saat menghadapi atau membantu korban kasus kekerasan seksual.


Metode Intervensi Saksi 5D

Logo baru Gojek (Foto: Andina Librianty/Liputan6.com)

Co-Director Hollaback! Jakarta, Anindya Restuviani, mengatakan pihaknya menambahkan metode intervensi saksi 5D di dalam modul pelatihan tersebut.

Hollaback memiliki metode intervensi saksi '5D' yaitu Direct (merespon/mencegah langsung), Distract (mendistraksi situasi agar pelaku terhalang dan tidak jadi melakukan kekerasan seksual), dan Delegate (meminta bantuan pihak ketiga). Selain itu juga ada Delay (menunggu situasi usai untuk kemudian menawarkan bantuan), dan yang terakhir Document (mendokumentasikan kejadian, sebagai bahan yang bisa digunakan korban untuk melapor).

"Metode intervensi diterjemahkan dalam konteks yang sesuai dengan keseharian mitra driver, sehingga tepat sasaran, mudah dipahami, dan mudah dipelajari. Apalagi saat ini materinya disampaikan dalam format online sehingga kapan pun mitra mempunyai waktu luang, mereka bisa mempelajari hal ini," jelasnya.

(Dam/Ysl)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya