Pemerintah Dorong UMKM Kembangkan Produk Berbasis Teknologi

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan Pemerintah akan mendorong pengembangan produk UMKM yang berbasis teknologi untuk meningkatkan ekspor.

oleh Tira Santia diperbarui 10 Des 2020, 12:39 WIB
Pengunjung memilih produk UMKM pada acara In Store Promotion di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu (18/11/2020). Pemerintah mendorong sektor UMKM sebagai tindak lanjut dari program Bangga Buatan Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan Pemerintah akan mendorong pengembangan produk UMKM yang berbasis teknologi untuk meningkatkan ekspor.

Menurutnya, digitalisasi dan teknologi produksi untuk sekarang sangat penting untuk meningkatkan daya saing produk UMKM, dan tentunya Pemerintah tidak lagi hanya mendorong UMKM di bidang fashion, makanan, dan kerajinan saja.

“Tapi kita harus dorong masuk ke produk yang berbasis teknologi kita masih impor alat-alat Kesehatan, alat-alat pertanian dan lain sebagainya.  Jadi saya kira tantangan yang harus kita hadapi,” kata Teten Masduki dalam opening ceremony Brilianpreneur UMKM Export 2020, Kamis (10/12/2020).

Sehingga upaya yang telah dilakukan pemerintah perlu dukungan berbagai pihak. Maka dari itu, dirinya sangat mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan Brilianpreneur UMKM Export 2020 sebagai bentuk kepedulian BRI untuk meningkatkan perluasan akses pasar produk UMKM dalam rangka meningkatkan perekonomian nasional.

“Tahun lalu saya hadir bersama Bapak Presiden dan Pak presiden luar biasa terkagum-kagum tapi hari ini ternyata lebih bagus lagi. Program ini betul-betul di kurasi dengan baik saya sudah keliling produknya bagus-bagus dan saya ngobrol dengan pak Dirut BRI kekuatan UMKM memang di High end product atau custume product,” ujarnya.

Pasalnya, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, dan kekayaan budaya yang bisa menginspirasi untuk produk-produk custom dan sekarang trendnya di anak-anak muda, kata Teten Masduki.

“Saya kira penting untuk memberikan tekanan,” ungkapnya.

Dirinya tak menampik jika UMKM memiliki arti penting bagi perekonomian nasional, dimana lebih dari 64 juta UMKM kontribusi terhadap ekspor Indonesia yakni 14 persen, walaupun sebelumnya Indonesia pernah mencapai 20 persen untuk ekspor.

“Tapi sekarang kita tinggal 14 persen maka ini tantangan yang harus kita perkuat lagi. Lalu  60 persen total investasi berada di UMKM dan penyerapan tenaga kerja hampir 97 persen, jadi share ke PDB sekitar 61 persen,” imbuhnya.

Namun di tengah pandemi covid-19 banyak yang terdampak sehingga potensi UMKM terhadap perekonomian tentunya menurun. Oleh karena itu ia kira penting jika seluruh pembiayaan baik program bansos yang dilakukan untuk memperkuat UMKM.

“Dalam menghadapi berbagai ketidakpastian tentunya diperlukan langkah strategis dalam membantu UMKM bertahan dan bangkit di masa pandemi ini,” pungkasnya.   

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Erick Thohir Minta UMKM Manfaatkan Momentum Krisis untuk Tembus Pasar Global

Pengunjung melihat produk-produk UMKM dalam Pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) di Jakarta Convention Center, Jumat (20/7). Untuk ketiga kalinya, Bank Indonesia (BI) menyelenggarakan Pameran Kerajinan UMKM Binaan BI. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, mengatakan Kementerian BUMN berkomitmen untuk membuka pasar yang luas dengan menerapkan sistem pasar digital UMKM atau PADI UMKM. PADI UMKM merupakan digital platform guna memperkuat UMKM dengan BUMN.

Ia menjelaskan awal perkembangan usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM di Indonesia mengalami kemajuan sangat pesat, pemerintah mencatat hingga saat ini terdapat lebih dari 64 juta unit UMKM di Indonesia.

Dengan adanya perkembangan digital saat ini tak dapat dipungkiri bahwa UMKM menjadi tulang punggung yang berkontribusi paling besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Namun seperti yang terjadi di negara-negara lain, pandemi covid-19 telah memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Laju ekonomi Kuartal ketiga tahun 2020 pun mengalami kontraksi atau minus 5,32 persen YoY, terpuruknya perekonomian tersebut juga memberikan dampak kepada aktivitas UMKM yang mayoritas pendapatan usahanya berbasis harian dan tak konsisten.

“Namun kita tidak boleh menyerah momentum krisis ini bisa kita manfaatkan menjadi peluang dan lompatan bagi kita untuk berinovasi. Kita memerlukan strategi yang tepat untuk menyiapkan UMKM yang tangguh di pasar global,” kata Erick Thohir dalam sambutannya di opening ceremony Brilianpreneur UMKM Export 2020, Kamis (10/12/2020).

Menurutnya, jangan sampai Indonesia hanya menjadi tujuan pasar pelaku ekonomi dari negara lain, dalam hal ini pemerintah dan BUMN memberikan dukungan bagi UMKM berupa iklim usaha yang sehat, ketersediaan peluang pasar, serta berbagai kebijakan yang mampu mendukung dunia usaha agar bisa menjalankan bisnis dengan kondisi yang baik.

“Diharapkan dengan bergabungnya UMKM dalam ekosistem ini pelaku usaha dapat memperluas jaringan UMKM secara online, meningkatkan transaksi penjualan, dan memiliki suatu pengalaman dalam memasuki dunia transaksi digital, serta memperluas akses pembiayaan bagi UMKM yang memerlukan dukungan modal kerja,” pungkasnya.  


Infografis Indonesia Masuk Resesi Ekonomi

Infografis Indonesia Masuk Resesi Ekonomi. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya