Pengamat Unair Sebut Ciptakan Inovasi Fiskal Tantangan Wali Kota Surabaya Terpilih

Pengamat ekonomi Universitas Airlangga Wisnu Wibowo menuturkan, Wali Kota Surabaya terpilih bergelut dengan COVID-19 pada 2020-2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Des 2020, 15:20 WIB
Jalan MERR IIC Surabaya, Jawa Timur. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat ekonomi Universitas Airlangga Wisnu Wibowo mengatakan, Wali Kota Surabaya terpilih memiliki tantangan untuk menghidupkan kembali sektor ekonomi terdampak COVID-19 dan mencari inovasi fiskal untuk meningkatkan pendapatan daerah.

Wisnu mengatakan, Wali Kota Surabaya terpilih bergelut dengan COVID-19 pada 2020-2021. Pandemi COVID-19 yang terjadi berdampak terhadap penyumbang produk domestik bruto (PDB) di Surabaya antara lain manufaktur, hotel, restoran, makanan dan minuman.

Wisnu menuturkan, sektor usaha seperti hotel dan restoran paling terkena dampak COVID-19 sehingga membutuhkan stimulus untuk kembali bangkit Ia menilai, stimulus tersebut untuk membantu pelaku usaha hotel dan restoran menerapkan protokol kesehatan.

"Belum semua pelaku hotel dan restoran itu menerapkan protokol kesehatan. Padahal kalau potensi dibuka penuh sangat riskan. Perlu protokol kesehatan untuk beradaptasi jalankan kebiasaan baru. Jadi perlu stimulus lanjutan,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (10/12/2020).

Selain itu, Wisnu mengatakan, Pemerintah Kota Surabaya juga punya pekerjaan rumah untuk menciptakan kesempatan kerja. Jika tidak akan meningkatkan pengangguran terdidik di Surabaya

"Kesempatan  kerja tidak diciptakan berdampak terhadap pengangguran terdidik. Ini bisa menimbulkan urban poverty yang mengancam. Kesempatan kerja untuk mengurangi pengangguran,” kata dia.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Wali Kota Surabaya Terpilih Harus Ciptakan Inovasi Fiskal

Jalan MERR IIC Surabaya, Jawa Timur. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Wisnu menambahkan, Wali Kota Surabaya terpilih juga harus memiliki inovasi-inovasi fiskal untuk mengatasi dampak dari COVID-19. Hal ini mengingat dampak pandemi COVID-19 berdampak terhadap penerimaan daerah. Padahal sisi lain Pemerintah Kota Surabaya juga perlu meningkatkan penerimaan untuk membantu sektor usaha yang terdampak COVID-19.

”Inovasi fiskal untuk atasi situasi agar Surabaya tidak turun kesejahterannya. Dari sisi penerimaan Surabaya hadapi tekanan sehingga perlu inovasi fiskal,” kata dia,

Wisnu mengatakan, Pemerintah Kota Surabaya perlu melakukan efisiensi dan refocusing anggaran sehingga anggaran belanja pemerintah dapat tepat sasaran dan efektif.

Tak hanya itu, Wisnu mengatakan, Wali Kota Surabaya terpilih juga harus mampu mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas sektor pendidikan dan kesehatan yang selama ini  dibangun Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma).

"Bu Risma bangun kualitas kesehatan dan pendidikan yang baik. Standar capaian itu harus ditingkatkan,” ujar dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya