Berlin - Infeksi Virus Corona COVID-19 di Negara Eropa kian melonjak. Padahal beragam cara telah dilakukan.
Guna membendung kasus COVID-19, seperti dikutip dari DW Indonesia, Kamis (10/12/2020), Kanselir Jerman Angela Merkel menyerukan pembatasan kehidupan publik yang lebih ketat menjelang Natal. Dia secara eksplisit mendukung rekomendasi yang dikeluarkan Akademi Sains Nasional Jerman, Leopoldina, pada Selasa 8 Desember.
Advertisement
Leopoldina menyerukan diakhirinya pembelajaran tatap muka di sekolah mulai 14 Desember, memperpanjang libur sekolah masa Natal, menutup total semua kegiatan kecuali bisnis penting mulai 24 Desember, dan bekerja dari rumah semaksimal mungkin.
Kanselir Jerman itu menentang pembukaan hotel untuk menghindari liburan keluarga selama Natal dan Tahun Baru, dan menyetujui rekomendasi untuk menutup toko setelah Natal hingga 10 Januari.
Merkel menyampaikan pidatonya di parlemen Jerman Bundestag pada Rabu 9 Desember pagi waktu setempat, sebagai bagian dari debat pemerintah tentang anggaran 2021. Debat anggaran Jerman ini sangat penting, karena akan menjadi perdebatan anggaran terakhir Merkel sebelum dia pensiun tahun depan setelah 15 tahun berkuasa.
Serangan oposisi sayap kanan terhadap Merkel
Merkel mendapat kecaman tajam dari oposisi sayap kanan Partai Alternatif untuk Jerman (AfD). Pemimpin partai AfD Alice Weidel menyerukan diakhirinya "lockdown kontraproduktif" dan mengecam penanganan pandemi yang dilakukan Merkel dengan menyebutnya "tanpa tujuan dan aneh."
"Merkel mengunci warga dan menghancurkan seluruh industri," kata Weidel, yang berpendapat bahwa lockdown ketat akan menyebabkan lebih banyak kerugian daripada kebaikan.
AfD adalah partai oposisi terbesar di parlemen dan yang paling keras mengkritik kebijakan pandemi pemerintah.
Merkel menjawab kritikan tersebut dengan memberikan alasan bahwa Jerman sedang melalui "situasi luar biasa."
"Kunci terpenting bagi kita untuk berhasil memerangi virus adalah perilaku yang bertanggung jawab dari setiap individu dan kemauan untuk bekerja sama," kata Merkel di depan anggota parlemen yang sebagian besar tidak memakai masker.
Robert Koch Institute, otoritas kesehatan penyakit publik Jerman, pada Rabu 9 Desember mengumumkan rekor kematian harian di Jerman sebanyak 590 kematian. Sehingga total kematian sejak awal pandemi menjadi 19.932 kematian dengan lebih dari 1,2 juta kasus infeksi COVID-19.
"500 kematian sehari tidak dapat diterima," kata Merkel dalam pidatonya.
Sejauh ini para pengamat di Jerman menggambarkan pidato Angela Merkel tersebut seperti menyiratkan pesan personal dan emosional yang begitu dalam.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Juga Video Ini:
Parlemen Meninjau Pemerintahan Merkel
Sementara, Christian Lindner, pemimpin Partai Demokrat Bebas (FDP) yang pro pasar bebas, mengatakan pembatasan lockdown yang diterapkan saat ini "murni simbolis, tidak efektif, dan secara tidak proporsional merusak kebebasan pribadi."
Dia memperingatkan kekhawatiran FDP terhadap lockdown sebagai kerugian yang tidak semestinya berdampak pada bisnis dan ekonomi Jerman.
Pemimpin FDP bersama dengan anggota Bundestag lainnya mengkritik keras tidak adanya pengawasan parlemen terhadap kebijakan pandemi pemerintah.
Debat parlemen pada Rabu 9 Desember didominasi oleh pembahasan penanganan pandemi Virus Corona COVID-19.
Para pemimpin partai dan parlemen dari seluruh spektrum politik Jerman bergiliran berbicara di podium paripurna untuk menilai pemerintah Merkel dan menyampaikan pandangan mereka tentang keadaan negara tersebut.
Di bidang ekonomi, Weidel dari Partai AfD mengatakan warisan Merkel adalah masalah utang dan pengangguran. Industri otomotif Jerman yang perkasa kini loyo akibat politik ramah iklim Merkel, katanya. Weidel mengklaim, mobil listrik "tidak punya masa depan yang layak tanpa bantuan biaya miliaran dari negara."
Peran Jerman di kancah internasional Pemimpin Partai Hijau Annalena Bearbock memperingatkan pengaruh Cina yang berkembang di Uni Eropa (UE). Bearbock menyebut investasi Cina "bukan gerakan kemanusiaan tetapi tentang menyebabkan ketergantungan."
Baerbock membandingkan pertumbuhan ekonomi global lewat peran Cina, dengan pemotongan pendanaan Jerman untuk program internasional seperti UNICEF dan Program Pembangunan PBB.
"Ini tidak mengancam keamanan anggaran Jerman. Tapi mengancam peran strategis Jerman di dunia," katanya kepada sesama anggota parlemen.
Merkel mengakui tantangan yang dihadapi Jerman di tingkat Eropa dan global. Misalnya, komitmen Uni Eropa untuk mengurangi gas rumah kaca yang terhalang oleh persetujuan Polandia dan Hongaria. Selain itu, Merkel berharap besar bahwa UE dan Inggris akan berhasil mencapai kesepakatan Brexit sebelum tenggat waktu akhir tahun.
"Harapan di Eropa sangat besar," katanya.
Advertisement